TY - THES N1 - Pembimbing: Dr. Abdul Mustaqim, M.Ag ID - digilib6936 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6936/ A1 - M. SU'UD, Lc., NIM. 07213515 Y1 - 2009/07/27/ N2 - Dalam setiap generasi selalu muncul produk-produk penafsiran al-Qur?an yang mempunyai corak dan karakteristik yang bebeda. Kondisi sosio-kultural dimana penafsir tinggal dan latar belakang disiplin ilmu yang mereka tekuni adalah sebuah realitas yang mempengaruhi penafsiran mereka terhadap al- Qur?an. Di era kontemporer ini, muncul nama Jamal Al-Banna yang menawarkan metodologi baru dalam penafsiran. Pemikir kelahiran Mesir ini melakukan kritik terhadap tradisi keilmuan tafsir yang berkembang selama ini. Maka tidak heran jika berbagai gagasannya selalu kontroversial. Pada sisi lain, metodologi Jamal ini merupakan cara baca yang tulus dan bersih dari pengaruh-pengaruh metodologi tafsir dominan di tengah masyarakat Islam. Itu sebabnya, metodologi tafsir yang dikembangkan selama ini telah dimapankan, oleh Jamal dianggap sebagai ?kelalaian?. Atas dasar itulah Jamal menawarkan sebuah gagasan yang cemerlang, sehingga banyak masyarakat muslim tertarik untuk mengkaji pemikirannya. Atas dasar inilah penulis meneliti pemikiran Jamal secara objektif untuk didialektikakan dengan realitas kekinian, apakah produk pemikiran sang tokoh relevan diterapkan dalam konteks zaman ini. Untuk mengetahui lebih jauh pemikiran Jamal, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan filosofis-rasonalistik. Kedua metodologi tersebut mampu mengantarkan penulis mendapatkan gambaran tentang persepsi, motivasi, aspirasi, strategi sang tokoh tentang bidang yang digelutinya, serta konstruk pemikiran Jamal seputar metodologi tafsir yang dibangunnya. Berdasarkan metode dan pendekatan di atas, ditemukan bahwa metode penafsiran yang digagas oleh Jama>l ingin menempatkan al-Qur'an bebas dari berbagai pendekatan yang membatasinya, sehingga disebut sebagai metodologi tafsir revolusioner. Secara metodologis, al-Qur?an tidak layak terikat dengan sebuah pendekatan namun menjadi sesuatu yang bebas bersinggungan langsung dengan realita. Dalam proses penafsiran menurut Jamal terdapat dua siklus yang harus dipenuhi oleh mufasir. Pertama, seorang mufassir terlebih dahulu menemukan konsep-konsep yang benar tentang hakikat al-Qur'an, hadis, dan bagaimana memperlakukannya, "Pra-penafsiran". Kedua, penafsiran harus mencerminkan adanya interaksi aktif. Artinya, mufassir harus melakukan upaya pengkajian terhadap ayat-ayat yang akan ditafsiri secara berluang-ulang melalui penghayatan dan perenungan berdasarkan kemampuan berfikir yang diawasi langsung oleh kejernihan hati nurani serta hadis nabi yang sudah dibuktikan validitasnya. Melalui tawaran metodologi penafsiran yang sistematis-praktis di atas memudahkan masyarakat muslim memahami al-Qur?an secara komprehensif. Disamping itu, gagasan ini membuka peluang selebar-lebarnya bagi seluruh masyarakat muslim untuk ikut serta berpartisipasi dalam upaya penafsiran, sehingga siapapun berhak mengemukakan pendapatnya dalam mengkaji kitab suci sesuai dengan kemampuan berfikirnya dalam upaya mencari jawaban dari peristiwa-peristiwa yang ada di sekelilingnya sesuai dengan tuntutan zaman. PB - UIN Sunan Kalijaga KW - METODOLOGI TAFSIR KW - AL-QUR'AN KW - REVOLUSIONER KW - JAMAL AL-BANNA M1 - masters TI - METODOLOGI TAFSIR AL-QUR'AN REVOLUSIONER JAMAL AL-BANNA AV - restricted ER -