@phdthesis{digilib69386, month = {December}, title = {EPISTEMOLOGI TAFSIR SAFINAH KALLA SAYA?LAMUN FI TAFSIRI SYAIKHINA MAIMUN KARYA MUHAMMAD ISMAIL AL-ASCHOLY}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21105030019 Khoiril Lailin Iza}, year = {2024}, note = {Dr. Muhammad Akmaluddin, M.S.I.}, keywords = {Tafsir Safinah Kalla Saya?lamun Fi Tafsiri Syaikhina Maimun, Epistemologi, Lora Ismail al-Ascholy}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69386/}, abstract = {Diskursus epistemologi tafsir masih menjadi salah satu tema menarik terhadap para penulis tafsir. Di Indonesia, espitemologi tafsir pada kenyataannya tidak hanya problem tentang sebuah filsafat, namun juga suatu problem terhadap disiplin ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir. Persoalannya adalah bagaimana cara merumuskan epistemologi sebuah karya tafsir untuk memahami sebuah Al-Qur?an sehingga mampu menjawab tantangan dalam problem di masyarakat. Di antara banyak karya tafsir yang muncul, tafsir Saf{\=i}nah Kall{\=a} Saya? lam{\=u}n f{\=i} Tafs{\=i}ri Syaikhina Maim{\=u}n hadir dengan membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam dunia tafsir, khususnya Indonesia. Terlebih dua sosok yang menjadi dalang dalam terbitnya tafsir ini memiliki pengaruh besar dalam kiprah di Masyarakat, Muhammad Ismail Al-Ascholy (Lora Isma?il) dan KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen). Dengan berusaha menghadirkan tafsir gabungan tematik ke dalam ranah masyarakat. Hal ini disesuaikan dengan tujuan penulis kitab dan sasaran pembaca, selain itu ia berusaha menggunakan bahasa yang sederhana namun dengan tetap memberikan referensi-referensi yang luas agar para pembaca memiliki khazanah keilmuan yang luas. Berawal dari latar belakang di atas, penulis mencoba menjabarkan tentang metodologi dari kitab tafsir ini, terlebih pada teori yang mengacu pada karya buku Abdul Mustaqim tentang epsitemologi, dalam hal ini akan digalih lebih dalam mengenai sumber-sumber yang digunakan dalam kitab tafsir Saf{\=i}nah Kall{\=a} Saya? lam{\=u}n f{\=i} Tafs{\=i}ri Syaikhina Maim{\=u}n, serta corak dan metode penafsiran yang digunakan guna menjadi pelengkap terhadap validitas penafsiran, dan yang terakhir penulis akan menjabarkan tentang teori validitas yang dalam hal ini akan di bedah terkait dua validitas penafsiran, yakni: 2) Korespondensi, dan 3) Pragmatism. Berangkat dari ketiga macam teori yang ada pada ranah epistemologi, sumber-sumber yang digunakan terhadap tafsir ini mengacu pada dua sumber utama yaitu (aqli) dan (naqli). Pada corak yang digunakan, kitab ini menunjukkan model tafsir tematik dengan mengumpulkan ayat-ayat yang memiliki keselarasan pemabahasan, tidak berhenti di sini, sisi validitas penafsiran juga menjadi hal penting dalam ranah kajian epistemologi. Dalam hal ini, penulis menggunakan dua model teori validitas, yaitu korespondensi : Menjawab kesesuaian fakta antara yang dijelaskan dengan fakta sebenarnya. Dan pragmatis: memberi jawaban terhadap problematika yang ada pada lingkungan masyarakat. Adapun korelasi penafsiran ini dengan indonesia yaitu menjadi salah satu khazanah baru bagi diskursus tafsri Indonesia, menjadi jawaban problem masyarakat Indonesia.} }