%A NIM.: 19101020068 Oktaviani Setyaningrum %O Dr. Nurul Hak, S. Ag., M. Hum. %T UPAYA SULTAN MAHMUD II DALAM MENGATASI PEMBERONTAKAN KORPS JANISSARI DI KESULTANAN UTSMANIYAH TAHUN 1808-1826 M %X Penelitian ini mengkaji tentang upaya Sultan Mahmud II dalam mengatasi pemberontakan korps Janissari tahun 1808-1826 M. Korps Janissari yang terus membuat kekacauan dan menolak upaya reformasi membuat sultan harus segera mengambil tindakan. Pemetaan pembahasan kajian ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu kronologi pemberontakan korps Janissari, faktor-faktor penyebab pemberontakan korps Janissari dan upaya Sultan Mahmud II mengatasi pemberontakan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik. Pendekatan politik digunakan untuk meninjau aktivitas pemerintahan yang dilakukan Sultan Mahmud II sebagai penguasa Kesultanan Utsmaniyah. Sementara teori yang digunakan adalah teori behavioral oleh Robert F Berkhofer. Teori ini digunakan untuk mengkaji upaya yang dilakukan Sultan Mahmud II dalam mengatasi pemberontakan korps Janissari. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang mencakup empat tahap, yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa, pada masa Sultan Mahmud II, pemberontakan korps Janissari terjadi sejak tahun pertama masa jabatannya tahun 1808 M. Korps Janissari menyerang istana sultan sehingga terjadi baku tembak yang menyebabkan Wazir Agung Mustafa Pasha terbunuh. Pada tanggal 21 April 1810 M, mereka membakar lebih dari 2.000 rumah-rumah di Galata. Pada tahun 1812 M korps Janissari di Kreta melakukan pemberontakan terhadap gubernur baru Osman Pasha hingga ia turun dari jabatannya. Pada tahun 1826 M, korps Janissari menjarah rumah pejabat-pejabat setia sultan setelah persetujuan reformasi seminggu sebelumnya. Faktor-faktor yang menyebabkan pemberontakan korps Janissari pada masa Sultan Mahmud II adalah adanya upaya reformasi militer dan kebijakan Sultan Mahmud II mengenai otoritasnya di medan perang. Sementara upaya-upaya yang dilakukan Sultan Mahmud II untuk mengatasi pemberontakan tersebut adalah dengan mengonsolidasikan posisinya sebagai sultan di antara pejabat, korps janissari, dan ulama; mereformasi korps hingga upaya terakhir dikerahkan yaitu berperang di medan pertempuran melawan mereka. Dalam kurun waktu kurang lebih 5 jam, pasukan sultan Mahmud II yang dipimpin oleh Huseyin pasha dan ‘Izzet Mehmed berhasil mengalahkan korps Janissari. Setelah kemenangan tersebut sultan menghapus korps Janissari secara resmi pada 17 Juni 1826 M. Pembubaran tersebut dikenal dengan The Auspicious Incident atau dalam bahasa Turki disebut dengan Vaka-i Hayriye. %K Pemberontakan, Reformasi Militer, Sultan Mahmud II, Kesultanan Utsmaniyah %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib69549