relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69591/ title: PERUBAHAN TRADISI DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU KABUPATEN BINTAN (Studi Di Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir) creator: Rizki Amar, S.H., NIM.: 22203012090 subject: 340.57 Hukum Adat - Indonesia subject: 392 Adat Istiadat Setempat description: Upacara perkawinan masyarakat Melayu merupakan suatu tradisi yang kompleks. Karena tidak hanya terikat kepada aspek hukum belaka. Ada kebutuhan-kebutuhan lain yang menyertainya, yang muncul menjadi pernak-pernik di dalam suatu perkawinan. Kemudian dilaksanakan dan terus dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Namun, berdasarkan pengamatan terhadap upacara perkawinan masyarakat Melayu di Desa Kelong, ditemukan adanya pergeseran dan serangkaian perubahan dalam pelaksanaan upacara perkawinan adat Melayu. Berangkat dari fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan utama. Pertama, mengapa terjadi perubahan dalam tradisi perkawinan adat Melayu?. Kedua, bagaimana masyarakat memaknai tradisi dan perubahan dalam perkawinan adat Melayu?. Ketiga, bagaimana tinjauan maqāṣid syarī’ah terhadap perubahan dalam tradisi perkawinan adat Melayu?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi hukum dalam memahami perubahan upacara perkawinan masyarakat Melayu. Jenis penelitian adalah panelitian lapangan (field research) melalui proses wawancara, observasi dan dokumentasi dengan tujuan mengumpulkan data. Analisis melalui beberapa tahapan. Pertama, reduksi data, tahapan ini akan memilih dan menyeleksi data yang didapat dari sumber primer. Kedua, menyajikan data, yaitu proses menampilkan data. Ketiga, menganalisa data, secara induktif. Keempat, menyimpulkan data atau juga dikenal dengan istilah concluding. Teori perubahan budaya, strukturasi Anthony Giddens dan maqāṣid syarī’ah digunakan sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menunjukkan, perubahan tradisi dalam upacara perkawinan adat Melayu di Desa Kelong dikarenakan empat faktor utama. Pertama, melemahnya peran agen tradisional dalam perkawinan. Kedua, sikap keterbukaan tokoh adat terhadap modernisasi dan munculnya industri resepsi perkawinan. Ketiga, hilangnya struktur penyanggah upacara perkawinan. Keempat, hilangya kesadaran masyarakat akan substansi adat. Selanjutnya terdapat tiga bentuk pemaknaan yang diindentifikasi dari perubahan perkawinan adat Melayu di Desa Kelong. Pertama, desakralisasi tradisi dalam perkawinan adat Melayu. Kedua, koeksistensi budaya dalam perkawinan adat Melayu. Ketiga, penyederhanaan upacara perkawinan sebagai akibat dari globalisasi. Dari perspektif maqāṣid syarī’ah, perubahan tradisi perkawinan Melayu tidak mengganggu prinsip-prinsip dasar atau aspek dharuriyyah dalam Islam. Perubahan ini cenderung berada pada level tahsiniyyah yaitu, sebagai upaya memperindah dan menyederhanakan proses pernikahan, dan hajiyyah, sebagai adaptasi yang membantu masyarakat memenuhi kebutuhan dalam resepsi perkawinan terhadap keterbatasan waktu. date: 2024-11-22 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69591/1/22203012090_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69591/2/22203012090_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Rizki Amar, S.H., NIM.: 22203012090 (2024) PERUBAHAN TRADISI DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU KABUPATEN BINTAN (Studi Di Desa Kelong Kecamatan Bintan Pesisir). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.