relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6985/ title: PEMIKIRAN KALAM IMAM NAWAWI AL-BANTANI DALAM KITAB QATR AL-GAIS (1230-1314 H / 1815- 1897 M ) TAHQĪQ DAN DIRĀSAH creator: Muhammad Hanafi, S.Ag , NIM. 08216600 subject: Aqidah Filsafat description: Diantara putra-putra terbaik Indonesia yang sukses menjadi guru besar di Makkah AlMukarramah adalah Imam Nawawi al-Bantani.Ia adalah sosok yang cerdas, arif, kreatif dan sangat produktif. Karya-karyanya meliputi berbagai bidang keilmuan; teologi, fikih, tasawuf dan tafsir. Dalam bidang teologi Imam Nawawi telah mensyarah beberapa kitab akidah diantaranya adalah kitab Qatr al-Gais syarh Masā’il Abī al-Lais ibn Ahmad al-Hanafiy. Pergulatan wacana teologis dan perkembangan corak pemikiran sosial keagamaan di Indonesia saat ini, lebih banyak didominasi oleh karya-karya pemikir luar. Tentu situasi akan lebih menarik dan seimbang jika ada upaya untuk mengkaji, dan memasyhurkan pemikiran kalam dari para cendekiawan, akademisi maupun tokoh asal Indonesia. Dan Imam Nawawi al-Bantani, dengan latar keilmuan yang mumpuni adalah sosok yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk dijadikan rujukan dalam upaya tersebut. Dalam tesis ini dibahas empat hal yang bermuatan teologis yang merujuk pada pemahaman Imam nawawi Al-Bantani yang terdapat dalam kitab Qatr al-Gais, kemudian dibandingkan dengan pemikiran kalam dari empat golongan, yaitu, muktazilah, Asy'ariyah, Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah Bukhara. Pertama tentang iman. Imam Nawawi Al-Bantani menetapkan tasdīq sebagai unsur yang menjadi kunci pokok dalam penentuan iman seseorang. Tasdīq-lah yang menjadi penentu keimanan dan kekafiran seseorang. Walaupun seseorang tidak melaksanakan ketaatan, manakala hatinya membenarkan dan mengakui eksistensi ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw, ia masih tetap mukmin. Dan baru dikategorikan kafir apabila menolak atau tidak mengakui ajaran tersebut. Kedua tentang perbuatan manusia. Perbuatan manusia dikerjakan oleh manusia sendiri dengan pembantu (sarana) dan daya yang telah disediakan Allah dalam dirinya dan alam sekitarnya. Maka adanya perbuatan manusia, di samping perbuatan Allah, yang melakukan suatu perbuatan, bukan merupakan suatu hal yang mustahil, karena kedua perbuatan itu mempunyai hubungan masing-masing dengan pelakunya; perbuatan Allah kembali (ber-ta'alluq, berhubungan) kepada Allah, dan perbuatan manusia kembali (ber-ta'alluq) kepada manusia. Sehingga memunculkan adanya pahala bagi yang berbuat taat dan siksa bagi yang maksiyat. Persoalan ketiga tentang pelaku dosa besar. Pelaku dosa besar tergolong kepada kelompok mukmin. Jika ia bertaubat akan masuk surga, sedang jika tidak bertaubat posisinya terserah kepada kebijakan Allah Swt. Jika Allah berkehendak memberikan ampunan ia akan masuk surga, namun jika Allah tidak berkenan memberikan ampunan, ia akan disiksa sesuai kadar dosanya, walaupun pada akhirnya ia akan masuk surga juga, tidak kekal dalam neraka. Problema ke empat tentang al-Qur'an. Imam Nawawi Al-Bantani membedakan al-Qur'an dengan Kalamullāh yang qadim yang lekat pada zat-Nya, karena keduanya memang berbeda. Al-Qur'an terdiri dari huruf, suara, ayat, surat dan sebagainya, sedang kalamullah tidak terdiri dari semua ini. Kesamaan terletak pada makna yang ditunjuk oleh keduanya, yaitu bahwa makna yang ditunjuk oleh al- Qur'an sama dengan makna yang ditunjuk oleh kalamullah yang qadim. date: 2010-07-19 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6985/1/BAB%20I%20DAN%20V.pdf format: text language: en identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6985/2/BAB%20II%2C%20III%20DAN%20IV.pdf identifier: Muhammad Hanafi, S.Ag , NIM. 08216600 (2010) PEMIKIRAN KALAM IMAM NAWAWI AL-BANTANI DALAM KITAB QATR AL-GAIS (1230-1314 H / 1815- 1897 M ) TAHQĪQ DAN DIRĀSAH. Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.