@mastersthesis{digilib6995, month = {March}, title = {KONTESTASI PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI) DAN MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA (MMI)}, school = {UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta}, author = {NIM. 08 234 465 Hartono}, year = {2010}, note = {Pembimbing : Dr. Munawar Ahmad. M.Si.}, keywords = {kontestasi, syariat islam, hizbut tahrir, majelis mujahidin}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/6995/}, abstract = {Diskursus mengenai gerakan atau organisasi Islam politik dikalangan umat Islam, dari sekian banyak yang ada, salah satunya memiliki karakter atau kecenderungan yang kaku, eksklusif dan juga fundamentalis. Kecenderungan tersebut tentu saja dilatar belakangi oleh bagaimana cara memahami pesan agama melalui teks namun mengabaikan kontekstualitasnya. Pesan serta keyakinan yang ingin menjaga keaslian, kemurnian dan kesucian dari teks, selalu menjadi cara berpikir bagi sebagian gerakan Islam politik yang ada, termasuk di dalamnya adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), dengan narasi besarnya penerapan Syariat Islam. Syariat Islam yang idealnya dapat hidup dan mengilhami berbagai kemajuan cara berpikir dan bertindak seakan diingkari dengan sikap eksklusif, skriptual dan fundamentalis sehingga sistem demokrasi yang merupakan pilihan dari sekian pilihan tak luput pula dikritik sebagai paham kufur dan ketika menjalankannya menjadi kafir. Gerakan Islam politik model HTI dan MMI yang bersifat kelompok memiliki relevansi untuk dikaji dengan menggunakan alat analisis teori identitas kolektif (collective identity), Selanjutnya jenis penelitian ini adalah studi lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif yang dibantu dengan pendekatan sosio-historis untuk melihat, menemukan dan menggali ideologi, mekanisme dan arah perjuangan kedua gerakan Islam politik tersebut secara obyektif, selain itu sebagai bahan penunjang untuk memperkuat metode yang penulis bangun maka data yang yang bersumber dari hasil interviu, observasi dan dokumentasi sangat penulis butuhkan. Dari hasil penelitian ini, ada beberapa temuan untuk dapat melihat gerakan Islam politik model HTI dan MMI, gerakan Islam politik tersebut pada hakekatnya kelompok dijadikan sebagai basis perjuangan untuk menunjukan atau menonjolkan identitas kolektifnya, romantika sejarah, pemahaman terhadap Islam secara skriptualis serta moderenisme pemikiran dikesampingkan, maka gerakan Islam politik model ini dapat dinilai sebagai gerakan?Un-Islamized for Islamic Movement?, awalnya dengan pendekatan double movement yang memiliki pendekatan antara idealitas-realitas akan berubah menjadi multiple collective identity bagi gerakan Islam politik model HTI dan MMI.} }