%0 Book Section %A Lathiful Khuluq, - %B ARAH BARU KESEJAHTERAAN SOSIAL dari Inovasi Hingga Isu Kontemporer %C Yogyakarta %D 2024 %F digilib:69952 %I Penerbit Samudra Biru %K Kesejahteraan Sosial, Isu Kontemporer %P 27-66 %T Masalah dan Solusi atas Pemenuhan Kebutuhan Lansia di Depan Paciran, Lamongan Jawa Timur %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/69952/ %X Peningkatan angka usia harapan hidup (UHH) di Indonesia merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Meningkatnya usia harapan hidup tersebut memberikan arti adanya peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia. Namun, keberhasilan ini menyebabkan masalah lain yaitu peningkatan jumlah warga usia lanjut yang sudah tidak produktif. Adanya peningkatan tersebut memberikan tantangan baru bagi Indonesia dalam melakukan pelayanan dan pemeliharaan bagi warga usia lanjut. Lansia membutuhkan pelayanan khusus karena dianggap sebagai individu yang rentan akan permasalahan sosial seperti ketidakmampuannya memenuhi kebutuhannya sendiri. Akibat tidak terpenuhinya kebutuhan lansia, maka muncullah berbagai masalah baik fisik, psikologis maupun sosial. Untuk itu, lansia memerlukan perhatian khusus baik dari anggota keluarga yang lain, pemerintah maupun masyarakat dalam bentuk pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas hidup lansia baik secara fisiologis, psikologis sosial maupun aspek spiritualnya. Sesuai mandat Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, bahwa hak lansia salah satunya adalah mendapatkan aktivitas pemberdayaan yang ditujukan agar lanjut usia dapat melaksanakan fungsi sosial dan berperan aktif dalam masyarakat. Pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan kesehatan, perlindungan dan bantuan sosial juga pemberdayaan. Upaya peningkatan kesejahteraan bagi lansia adalah tugas dan tanggungjawab pemerinah, pemerintah daerah dan juga partisipasi masyarakat. Praktik pekerjaan sosial yang didukung oleh teori (body of knowledge), pelayanan (body of skills), dan advokasi kebijakan serta etika dan nilai (Body of ethics and values) yang proper dan kompeten dari para pekerja sosial perlu terus dikembangkan dan didayagunakan untuk mengatasi dan minimal mengurangi masalah-masalah yang terkait dengan warga lanjut usia (senior) yang telah berkontribusi banyak pada pembangunan Indonesia ketika masa produktifnya. Pekerja sosial bisa berperan dalam lingkup mikro (konseling, pendampingan, pemberdayaan individual dan keluarga kecil), mezo (mendayagunakan kelompok, keluarga besar, panti asuhan lansia, pesantren lansia dll) serta level makro (advokasi kebijakan ramah lansia, lingkungan ramah lansia, layanan sosial dan kesehatan untuk lansia, dan keberpihakan politik pada kesejahteraan lansia) serta level global (Persatuan Bangsa-bangsa peduli Lansia seperti Unicef untuk anak-anak). Pekerja sosial bisa menjadi penghubung berbagai layanan sosial, kesehatan, spiritual dan psikologis untuk peningkatan kualitas hidup para lansia.