eprintid: 70061 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/07/00/61 datestamp: 2025-02-12 06:30:17 lastmod: 2025-02-12 06:30:17 status_changed: 2025-02-12 06:30:17 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Muhamad Azmi, NIM.: 22203012095 title: DISKURSUS KHILAFAH DAN DEMOKRASI PERSPEKTIF KIAI PESANTREN SALAF DAN KELOMPOK WAHABI KOTA JAMBI ispublished: pub subjects: isl_dem divisions: ilmu_sya full_text_status: restricted keywords: Khilafah, Demokrasi, Sosiologi Pengetahuan, Relasi Agama Dan Negara, Pesantren Salaf, Wahabi note: Dr. Ahnad Yani Anshori, M.Ag. abstract: Penelitian ini dilatar belakangi oleh maraknya diskursus tentang khilafah dan demokrasi di indonesia yang seringkali memicu polemik di tengah masyarakat. Fenomena ini terlihat dalam berbagai forum keagamaan, media sosial, hingga ranah politik, dimana konsep khilafah diperdebatkan sebagai alternatif sistem pemerintahan. Di sisi lain demokrasi yang menjadi sistem politik Indonesia dianggap sebagian kalangan bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Kota Jambi, Sebagai daerah yang memiliki tradisi Islam yang kuat, menjadi arena menarik untuk meneliti pandangan dua kelompok yang memiliki pengaruh signifikan, yaitu kiai pesantren salaf dan kelompok Wahabi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kedua kelompok tersebut memaknai konsep khilafah dalam hubungannya dengan demokrasi dan konteks ke indonesiaan, serta mencari titik temu yang dapat mendukung harmoni dalam hubungan agama dan negara. Pendekatan teori-teori yang digunakan adalah teori sosiologi pengetahuan feter L. berger untuk memaparkan pengaruh konteks sosial, budaya, dan sejarah terhadap pemikiran kedua kelompok. Teori relasi agama dan negara oleh Munawir Sjadzali juga digunakan untuk menganalisis sikap politik kedua kelompok dalam memahami hubungan antara nilai-nilai Islam dengan prinsip demokrasi. Kiai pesantren salaf cenderung bersikap moderat, menekankan fleksibilitas hukum Islam, dan melihat demokrasi sebagai sistem yang dapat diharmonisasikan dengan nilai-nilai keislaman. Sebaliknya, kelompok Wahabi lebih berfokus pada literalitas teks agama, tetapi tetap mempertimbangkan konteks sosial dalam penerapan nilai-nilai Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, kedua kelompok sepakat bahwa Islam tidak secara eksplisit memerintahkan pendirian khilafah sebagai satu-satunya sistem pemerintahan. Mereka memahami bahwa sistem pemerintahan Islam bersifat kontekstual dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan zaman selama tetap berlandaskan prinsip-prinsip Syariah yaitu kemaslahatan. Pandangan ini memberikan kontribusi penting dalam memperkaya perdebatan mengenai relasi agama dan negara diIndonesia, sekaligus menunjukkan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. date: 2025-01-13 date_type: published pages: 146 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM thesis_type: masters thesis_name: other citation: Muhamad Azmi, NIM.: 22203012095 (2025) DISKURSUS KHILAFAH DAN DEMOKRASI PERSPEKTIF KIAI PESANTREN SALAF DAN KELOMPOK WAHABI KOTA JAMBI. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70061/1/22203012095_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70061/2/22203012095_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf