%A NIM.: 21105030095 Iffah Mirrotin Hanuna %O Nafisatul Mu’awwanah, M.A. %T AL-QUR’AN SEBAGAI RAJAH (Resepsi QS. Al-Kahfi [18]: 21-22 dalam Rajah Ashab al-Kahf KH. Bisri Mustofa) %X Terdapat hal unik yang ditemukan oleh penulis berupa penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam Rajah Aṣḥab al-Kahf oleh KH. Bisri Mustofa. Dalam Rajah Aṣḥab al-Kahf, Al-Qur’an, yang dalam hal ini adalah QS. al-Kahfi [18]: 21-22 dijadikan sebagai sarana keamanan untuk melindungi diri dari pencurian, kebakaran, dan tenggelamnya perahu. Penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai rajah ini merupakan bagian dari pembahasan khawwaṣ Al-Qur’an. Dalam khazanah Ulum al-Qur’ān terdapat pembahasan khawwaṣ Al-Qur’an yang membahas tentang kekhususan-kekhususan Al-Qur’an. Salah satunya sebagaimana yang dijelaskan oleh Jalāl al-Dīn al-Suyuṭi dalam kitab Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an yang menjelaskan kekhususan-kekhususan Al-Qur’an sebagai obat, sarana rukyah, sarana penghusir jin dan setan, sarana keamanan dari malapetaka dan marabahaya dan lain sebagainya. Penulis merumuskan tiga rumusan masalah dalam penelitian ini yakni pertama bagaimana praktik penggunaan QS. Al-Kahfi [18]: 21-22 dalam rajah Aṣḥab al-Kahf oleh KH. Bisri Mustofa. Kedua, bagaimana bentuk resepsi QS. Al-Kahfi [18]: 21-22 dalam rajah Aṣḥāb al-Kahf oleh KH. Bisri Mustofa. Ketiga, bagaimana transmisi-transformasi penggunaan QS. Al-Kahfi [18]: 21-22 dalam rajah Aṣḥāb al-Kahf oleh KH. Bisri Mustofa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang berbasis pada pengumpulan data lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang merujuk kepada teori tentang resepsi Kitab Suci yang secara umum dikemukakan oleh Sam D. Gill dan secara spesifik dikembangkan oleh A. Rafiq untuk mencari bentuk resepsi dari penggunaan rajah Ashab al-Kahf oleh KH. Bisri Mustofa, serta mencari pola proses transmisi dan transformasinya. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga poin yaitu pertama terdapat praktik penggunaan Rajah Aṣḥāb al-Kahf yang dilakukan dengan cara menempelkan rajah pada pintu rumah, perahu, dan tempat lainnya. Praktik ini tidak hanya dilakukan oleh KH. Bisri Mustofa, tetapi juga para alumni pondok pesantren yang didirikannya serta para warga dari berbagai daerah yang meminta rajah Aṣḥāb al-Kahf kepada KH. Bisri Mustofa maupun keturunanya sekarang dengan tujuan menghindarkan rumah dari musibah kebakaran, mengamankan harta benda dari kemalingan dan mengamankan kapal dari musibah tenggelam. Kedua, terdapat adanya resepsi KH. Bisri Mustofa terhadap Al-Qur’an melalui penggunaan rajah Aṣḥāb al-Kahf, yaitu QS. al-Kahfi [18]: 21-22 yang meliputi resepsi eksegesis, fungsional dan estetika. Ketiga, terdapat pola transmisi pada proses pembuatan dan proses mendapatkan rajah Aṣḥāb al-Kahf , yaitu ditransmisikan melalui kitab Al- Ibriz li Ma’rifah al-Qur’ān , dikutip dari Tafsir Jalālain dan sampai pada riwayat sahabat ‘Abdullāh Ibn ‘Abbās. Sedang transformasinya terdapat pada perbedaan praktik dan media yang digunakan untuk mentransmisikan rajah. %K Khawwaṣ Al-Qur’an; Rajah %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib70093