@phdthesis{digilib70096, month = {January}, title = {NILAI-NILAI MAQASID PADA KISAH QARUN DALAM QS. AL-QASAS [28]: 76-83}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 20105030099 Lalu M Tatis Mauladuddin F}, year = {2025}, note = {Muhammad Hidayat Noor, S.Ag M.Ag}, keywords = {Kisah Qarun, Tafsir Maq{\=a}{\d s}id{\=i}, QS. al-Qasas [28]: 76-83}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70096/}, abstract = {Penafsiran mengenai kisah Qarun dalam Al-Qur?an sering kali menekankan aspek kesombongan dan akibat dari kelalaian dalam mensyukuri nikmat Allah. Namun, penulis berpendapat bahwa hal ini tidak sepenuhnya mengungkap makna mendalam dari kisah tersebut sebagai ibrah. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, penulis menggunakan perspektif Tafsir Maqa{\d s}id{\=i}, yaitu metode penafsiran yang berupaya memahami Al-Qur?an dengan memerhatikan maksud dan tujuan dari Al-Qur?an itu sendiri. fokus utama dalam pendekatan Maqa{\d s}id{\=i} adalah mengungkap dimensi Maqa{\d s}idiyyah, yang bertujuan menciptakan kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh manusia. Teori ini, sebagaimana dirumuskan oleh Abdul Mustaqim, melibatkan pemahaman Maqa{\d s}id al-Syari?ah, dan mempertimbangkan konteks ayat Al-Qur?an, baik secara internal maupun eksternal, mikro maupun makro, serta konteks masa lalu dan masa kini. Dari latar belakang tersebut, tulisan ini merumuskan tiga rumusan masalah. Pertama, bagaimana konstruksi narasi kisah Qarun dalam Al-Qur?an? Kedua, apa saja aspek maqasid yang terdapat dalam kisah Qarun? Ketiga, bagaimana relevansi kisah Qarun dalam konteks zaman sekarang? Alur penelitian ini mencakup analisis kondisi historis dan genealogis ayat, memahami konstruksi kebahsaan dalam Al-Qur?an, serta mengamati aspek maqasid baik berupa prinsip maqasid al-syari?ah maupun Maqa{\d s}id al-?Ammah. Penelitian ini berpendapat bahwa dalam menggunakan metode Tafsir Maqa{\d s}id{\=i}, ayat-ayat kisah, khususnya kisah Qarun dalam Al-Qur?an, mengandung nilai-nilai Maqa{\d s}id yang bervariasi, tergantung pada pemahaman mufassir. Misalnya, tafsir at-{\d T}abari dan tafsir al-Qur{\d t}ubi yang memiliki pendekatan lebih literal, serta tafsir al-Misbah yang cenderung lebih kritis. Penulis menemukan aspek Maqa{\d s}id yang berkaitan dengan kisah Qarun mencakup prinsip Maqa{\d s}id al-Syari?ah seperti hif{\d z} al-mal, hif{\d z} an-nafs, hif{\d z} al-din, hif{\d z} al-aql dan hif{\d z} al-bi?ah yang memiliki relevansi penting dengan fenomena kehidupan modern. Sedangkan dari Maqa{\d s}id al-?Ammah, penulis menemukan dua aspek utama yakni nilai al-?adalah dan nilai al-musawah. Kesimpulannya, kisah Qarun bukan hanya tentang kesombongan, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip penting yang relevan dengan kemaslahatan umat manusia di berbagai konteks zaman.} }