%0 Thesis %9 Skripsi %A Indah Yulia Agustina, NIM.: 20105040021 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2024 %F digilib:70108 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Komodifikasi, Konsumerisme, Simbol Religi %P 114 %T KOMODIFIKASI SIMBOL RELIGI DALAM IKLAN ZAAFER INDONESIA DI PLATFORM TIK TOK (TINJAUAN CULTURAL STUDIES) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70108/ %X Fenomena komodifikasi simbol religi semakin terlihat dalam berbagai strategi pemasaran, khususnya di era digital. Perusahaan-perusahaan memanfaatkan simbol dan nilai-nilai keagamaan untuk menarik perhatian khalayak, termasuk di Indonesia yang memiliki populasi mayoritas Muslim. Simbol-simbol religius yang memiliki makna spiritual sering kali diadaptasi ke dalam konteks komersial dengan tujuan menciptakan daya tarik dan memikat perhatian konsumen. Salah satunya adalah iklan di platform Tik Tok yang ditayangkan oleh Zaafer Indonesia, sebuah merek busana Muslim pria. Penelitian ini mengupas bentuk-bentuk simbol religi dalam iklan Zaafer Indonesia dan melihat sejauh mana simbol-simbol religi tersebut dikomodifikasi. Penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis data secara mendalam. Analisis penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan teori komodifikasi dalam cultural studies untuk mengungkap proses dan implikasi dari komodifikasi simbol religi yang dilakukan iklan Zaafer Indonesia. Data dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi terhadap berbagai adegan yang terdapat dalam iklan Zaafer Indonesia. Pendekatan ini membantu mengungkap proses di balik dinamika simbol-simbol agama sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan di panggung konsumsi massa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Zaafer Indonesia secara strategis memanfaatkan simbol religius untuk menarik perhatian audiens di platform TikTok, dengan mengemasnya sebagai elemen yang relevan dan menarik dalam konteks gaya hidup modern. Simbol-simbol seperti doa, ritual ibadah, tokoh religius, dan hari raya digunakan sebagai narasi utama untuk menonjolkan keunggulan produk mereka. Temuan ini juga mengungkapkan adanya potensi reduksi nilai spiritual simbol tersebut menjadi sekadar alat pemasaran yang dapat memengaruhi cara masyarakat memandang agama di tengah budaya konsumerisme. %Z Dr. Adib Sofia, M.Hum