TY - THES N1 - Dr. Ali Imron, S.Th.I., M.S.I. ID - digilib70120 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70120/ A1 - Mohammad Busrol Karim, NIM.: 21105030125 Y1 - 2025/01/06/ N2 - Penelitian ini menunjukkan adanya perbandingan antara dua perspektif agama yang berbeda dalam menafsirkan konsep yang sama. Ibnu Katsir mewakili tafsir dalam tradisi Islam, sementara Matthew Henry adalah seorang teolog Kristen. Perbandingan ini penting karena dapat membuka pemahaman yang lebih luas tentang persamaan dan perbedaan pandangan antara dua agama besar mengenai peristiwa sejarah yang sama (pemberian manna dan salwa kepada Bani Israel). Tafsir Ibnu Katsir muncul pada tahun 1342 H dan buku Commentary on the Whole Bible pada tahun 1710 H, jarak turunnya Al-Qur?an dengan tafsir Ibnu Katsir sekitar 1.200 tahun, sedangkan jarak antara Alkitab dengan buku Comentary muncul sekitar 1.600 tahun, untuk itu penulis berkeinginan untuk meneliti lebih dalam. Disini penulis mengambil rumusan masalah 1. Bagaimana penafsiran manna dan salwa perspektif Ibnu Katsir dan Matthew Henry? 2. Apa persamaan dan perbedaan penafsiran manna dan salwa perspektif Ibnu Katsir dan Matthew Henry? Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, teori Language Ferdinand de Saussure inilah yang digunakan untuk membandingkan penafsiran manna dan salwa perspektif Ibnu Katsir dan Matthew Henry. Pertama makna manna dan salwa fersi agama Islam dan yang kedua makna manna dan salwa dalam agama Kristen. Buku yang digunakan peneliti ialah tafsir Ibnu Katsir dan Commentary on the Whole Bible. Hasil pembahasan penelitian ini ada dua, pertama mengenai makna manna dan salwa perspektif Ibnu katsir dan Matthew Henry, kedua persamaan dan perbedaan manna dan salwa perspektif Ibnu Katsir dan Matthew Henry. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa manna adalah sejenis makanan yang turun dari langit, mirip dengan embun yang kemudian mengering dan menjadi manis. Menurutnya, manna ini adalah makanan yang dihasilkan dari pohon tertentu yang tumbuh di padang pasir dan memiliki rasa manis yang lezat. Salwa adalah sejenis burung yang disebut juga dengan puyuh. Ibnu Katsir mengutip riwayat yang mengatakan bahwa salwa adalah burung yang turun ke tanah, dan Bani Israel bisa menangkapnya untuk dimakan. Sedangkan menurut Matthew Henry manna adalah makanan yang diberikan oleh Tuhan kepada Bani Israel yang berbentuk seperti roti atau biji kecil yang turun dari langit, dan memiliki rasa yang manis. Salwa adalah burung puyuh, yang merupakan burung migran yang banyak ditemukan di wilayah padang gurun di Timur Tengah. Burung ini turun dalam jumlah yang besar dan sangat mudah untuk ditangkap oleh Bani Israel. Persamaan dan perbedaan manna dan salwa, Ibnu Katsir dan Matthew Henry mengindikasikan bahwa manna sebuah makanan yang harus diproses digiling atau dipanggang, sedangkan salwa adalah burung yang sangat mudah untuk ditangkap dan dimasak. Perbedaannya, menurut Ibnu Katsir, manna adalah makanan manis yang tampaknya berasal dari tanaman atau embun yang mengering di padang gurun, sedangkan Matthew Henry menggambarkan manna lebih sebagai roti langit. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Manna KW - Salwa KW - Tafsir Ibnu Katsir KW - Matthew Henry M1 - skripsi TI - PENAFSIRAN MANNA DAN SALWA PERSPEKTIF IBNU KATSIR DAN MATTHEW HENRY AV - restricted EP - 131 ER -