%A NIM.: 21105030138 Achmad Qoidun Nadif Hais %O Dr. Phil. Mu’ammar Zayn Qadafy, M.Hum %T PENAFSIRAN IBNU KATSIR (1300-1374 M) TENTANG PERPINDAHAN KIBLAT DALAM Q.S AL-BAQARAH AYAT 142-145 (STUDI ANALISIS TERHADAP KITAB TAFSIR AL-QUR’AN AL-AZIM) %X Penafsiran Ibnu Katsir (1300–1374 M) terhadap perpindahan kiblat dalam Q.S. Al- Baqarah ayat 142–145 merupakan kajian penting dalam memahami dimensi historis dan teologis perubahan arah kiblat dari Masjid Al-Aqsha ke Ka'bah. Perubahan ini bukan sekadar perintah ritual, tetapi juga memiliki makna mendalam terkait identitas umat Islam, ketaatan kepada Allah, dan posisi umat Islam di tengah-tengah agama lain. Dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Az}im Ibnu Katsir menjelaskan secara rinci konteks historis yang melatar belakangi turunnya ayat-ayat ini. Selain itu Ibnu Katsir juga memainkan peranan penting dalam kontestasi intelektual antara Ahlul Hadis dan Ahlul Lughah. Pada masa itu, perbedaan pendekatan dalam menafsirkan Al-Qur’an menjadi isu sentral. Dimana Ahlul Hadis menitik beratkan pada penggunaan hadis nabi dan atsar sahabat sebagai sumber utama dalam memahami teks Al-Qur’an. Sementara Ahlul Lughah lebih menekankan pentingnya ilmu bahasa, seperti tata bahasa Arab, balaghah, untuk menafsirkan ayat Al-Qur’an. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik dan bentuk penelitian studi kepustakaan (library research). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah: Pertama, memaparkan ayat-ayat tentang perpindahan kiblat dalam Al-Qur’an. Kedua, memaparkan penafsiran Ibnu Katsir mengenai ayat-ayat perpindahan kiblat Ketiga, analisis kedudukan Ibnu Katsir dalam kontestasi antara Ahlul Lughah dan Ahlul Hadis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Ayat-ayat dalam Q.S. Al- Baqarah 142-145 menekankan isu perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsha di Yerusalem ke Ka'bah di Mekkah. Kedua, Ibnu Katsir memadukan pendekatan riwayat dan rasionalis dalam tafsirnya dengan menggunakan pendekatan tafsir bi Al-Ma’s|ur. Ibnu Katsir juga menekankan hikmah teologis dan sosiologis tentang perpindahan kiblat sehingga memberikan kedalaman historis dan spiritual dalam memahami ayat-ayat ini Ketiga, dalam kontestasi ini, posisi Ibnu Katsir dapat dilihat sebagai upaya untuk menjembatani perbedaan antara Ahlul Hadis dan Ahlul Lughah. Tafsirnya merupakan argumen bahwa pendekatan yang holistik, yang menggabungkan kekuatan hadis dan pemahaman bahasa, dan ini adalah cara terbaik untuk mencapai penafsiran yang akurat dan otoritatif. Dengan demikian, Ibnu Katsir tidak hanya berperan sebagai ulama tafsir, tetapi juga sebagai mediator intelektual yang memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya tradisi penafsiran Al-Qur'an pada abad pertengahan. %K Perpindah Kiblat, Ibnu Katsir, Al-Qur’an Al-Azim, Ahlul Lughah, Ahlul Hadis %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib70121