@mastersthesis{digilib70127, month = {December}, title = {PEMETAAN AYAT-AYAT AL-QUR?AN TERHADAP DISKURSUS FLEXING (PERSPEKTIF TAFSIR TEMATIK PROGRESIF)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21205032037 Nur Habib Musthofa}, year = {2024}, note = {Prof. Muhammad Chirzin, M. Ag}, keywords = {Flexing, Tafsir Tematik Progresif, Al-Qur'an}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70127/}, abstract = {Istilah flexing mengacu pada tindakan memamerkan kekayaan, kesuksesan, atau gaya hidup mewah secara berlebihan. Perilaku ini tidak hanya menggambarkan status sosial seseorang tetapi juga berdampak pada persepsi dan sikap orang lain terhadap pelaku. Terdapat beberapa alasan seseorang berperilaku flexing, anatara lain: ingin mendapatkan pujian dan penghormatan, ingin menunjukan status sosial mereka, dan membangun personal branding. Perilaku flexing turut menjadi topik yang menarik untuk diteliti dalam pandangan Islam dikarenakan belum terpetakan secara jelas mengenai konsep, maupun kebolehannya. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan konsep, dimensi, serta kontekstualisasi perilaku flexing yang dijelaskan dalam Al-Qur{\'a}n melalui metode tafsir tematik progresif. Oleh karena itu, dalam penelitian akan menganggak dua rumusan masalah, yaitu: bagaimana penerapan prinsip metode tafsir ayat flexing dalam Al-Qur?an dan bagaimana pemetaan ayat-ayat tersebut terhadap diskursus flexing. Kedua rumusan masalah tersebut guna melihat bagaimana diskursus flexing dijelaskan dalam Al-Qur?an. Penelitian ini termasuk kedalam kategori penelitian kepustakaan (library research) yang tergolong penelitian kualitatif. Sumber penelitian ini adalah Al-Qur?an, Hadis, beserta kitab-kitab tafsir. Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal, maupun artikel ilmiah yang membahas mengenai flexing. Penelitian ini bersifat deskriptif-anatik dengan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan flexing melalui beberapa literatur lalu mengkomparasikan dengan ayat-ayat mengenai flexing dalam Al-Qur?an tanpa mengurangi konsep sh{\=a}lih li kulli zam{\=a}n wa mak{\=a}n dengan menggunakan metode tafsir tematik progresif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku flexing memiliki relasi dengan tema riya?, sum?ah, Mutakabbir{\=i}n, dan Mukhtal{\=i}n fakh{\=u}r sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S al-Mu'minun [23]: ayat 35, al-Isra? [17]: ayat 15, ad-Dukhan [44]: ayat 19, dan al-?Araf [7]: ayat 36, al-Hadid [57]: ayat 23, al-Isra? [17]: ayat 37 dan 83, al-Mu'minun [23]: ayat 76, al-Qamar [54]: ayat 26, an-Nahl[16]: ayat 22-23, an-Nisa [4]: ayat 29, Luqman [31]: ayat 18, al-?Araf [7]: ayat 40, al-Ahqaf [46]: ayat 20, al-Jatsiyah [45]: ayat 8, dan an-Nisa [4]: ayat 173. Dimensi yang membatasi perilaku flexing adalah niat utama: validasi eksternal, intensitas dan frekuensi, konteks dan relevansi, pengaruh terhadap orang lain, ketidak serasian antara realitas dan penampilan, dan hubungan dengan norma budaya. Signifikansi ayat-ayat flexing adalah : menghindari sifat sombong dan berlebihan dalam suatu hal, menyeimbangkan kehidupan antara duniadan akhirat, menjauhi pemborosan, meningkatkan rasa syukur, menanamkan sifat sederhana dan meningkatkan empati sosial, dan menanamkan sifat berbagi serta menghindari rasa konsumerisme} }