@mastersthesis{digilib70134, month = {January}, title = {AKTUALISASI MODERASI BERAGAMA DALAM AL-QUR`AN RESEPSI TIM PENYUSUN TAFSIR TEMATIK MODERASI BERAGAMA 2022}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 22205032003 Abdul Azis Fatkhurrohman}, year = {2025}, note = {Dr. Mahbub Ghozali}, keywords = {Aktualisasi, Moderasi Beragama, Resepsi, Tafsir}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70134/}, abstract = {Ambiguitas makna dalam penafsiran yang tersaji dalam Tafsir Tematik Moderasi Beragama 2022, mengarah pada indikasi dari terjadinya interaksi antara penafsir dengan Al-Qur`{\=a}n ketika proses menangkap makna. Ambiguitas yang tersaji dalam penafsiran tersebut, setidaknya dapat dilihat dari dua hal. Pertama, pengulangan ayat untuk menopang berbagai tema dan narasi yang tengah dibicarakan. Kedua, dalam berbagai momen penafsiran atau tema yang dihadirkan, narasi tafsir tidak menunjukkan kesesuaian dengan ayat yang ditampilkan. Alih-alih mendiskusikan hasil makna sebagaimana dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, kajian ini akan menekankan proses terbentuknya makna, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hasil. Untuk memenuhi tujuan tersebut, kajian ini meminjam teori resepsi sastra yang dicetuskan oleh Wolfgang Iser. Teori tersebut menekankan pada situasi tindakan pembaca- dalam hal ini penafsir- yang tergerak untuk memberikan respon terhadap teks (Al-Qur`{\=a}n). Respon tersebut dilalui dengan melibatkan berbagai latar belakang, pemahaman serta situasi dan kondisi dimana penafsir hidup. Kondisi tersebut berada pada ruang virtual, ketika pertama kali berhadap dengan teks (Al-Qur`{\=a}n) yang menjadi objek pembacaan. Dari momen tersebut, mengantarkan penafsir pada momen interpretasi atau produksi makna. Sejumlah alur yang dilalui, menjadi tempat yang akan ditapaki untuk mengurai proses terbentuknya makna yang terproduksi dari Tafsir Tematik Moderasi Beragama 2022. Penelitian ini memakai metode kualitatif, dengan sumber data kepustakaan, utamanya dari Tafsir Tematik Moderasi Beragama 2022 serta kajian akademik sebelumnya yang bersentuhan dengan penelitian ini. Hasilnya, bahwa interaksi antara penafsir dengan Al-Qur`{\=a}n sebagai tindakan awal dalam proses pembentukan makna, menampakkan intervensi yang dominan pada sisi penafsir. Refleksi terhadap konteks yang terlampau dominan pada tahap viii menangkap makna, menanggalkan tata cara penggalian makna sebagaimana produksi tafsir pada umumnya. Eksplorasi terhadap situasi dan kondisi dimana penafsir hidup dengan berbagai kompleksitas dari ide moderasi beragama yang telah dibentuk, dijadikan sebagai pintu masuk untuk menghadirkan penafsiran terhadap ayat. Mekanisme pembentukan makna cenderung tidak seimbang, sehingga berdampak pada kesenjangan narasi tafsir dan ayat Al-Qur`{\=a}n. Berbagai momen yang terjadi, menegaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur`{\=a}n diaktualisasikan ke dalam berbagai konteks yang mendukung ide moderasi beragama. Dalam artian, terpilihnya ayat-ayat secara tematis, tidak menunjukkan adanya aspek metodologis penafsiran yang dijalankan, melainkan sebatas menegaskan justifikasi terhadap ayat Al-Qur`{\=a}n dengan berbagai narasi tema yang mendukung ide moderasi beragama yang telah ditetapkan.} }