%0 Thesis %9 Masters %A Nada Rahmatina, NIM.: 22205032070 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:70164 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Marmaduke Pickthall, Terjemahan Al-Qur’an, Bias Kekristenan %P 175 %T BIAS KEKRISTENAN DALAM TERJEMAHAN AL-QUR’AN MARMADUKE PICKTHALL (1875-1936) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70164/ %X Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Inggris selama ini seringkali hanya dilihat dari sisi linguistiknya, karena pandangan bahwa terjemahan Al-Qur’an—berbeda dengan produk tafsir—hanya merupakan pengalihbahasan dari bahasa Al-Qur’an ke dalam bahasa Inggris. Padahal, terjemahan Al-Qur’an sejatinya juga mengandung penafsiran subjektivitas penerjemah, sebab setiap penerjemah terikat dengan konteks historis kehidupannya. Marmaduke Pickthall sebagai seorang mualaf ex-Christian, juga meninggalkan residu atas agama yang ia anut sebelumnya, yang turut mempengaruhi warna terjemahannya. Kajian mengenai pengaruh Kekristenan penting untuk dikaji untuk mendudukkan terjemahan Al-Qur’an Pickthall sebagai sebuah karya pemikiran yang tidak bebas dari subjektivitas. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini berupaya mengungkap bias-bias Kekristenan dalam terjemahan Al-Qur'an karangan Marmaduke Pickthall dan memposisikan kedudukan karya terjemahannya dengan kaitannya sebagai seorang ex-Christian dalam diskursus terjemahan Al-Qur'an. Pengungkapan pengaruh berupa ajaran dan tradisi Kristen tersebut akan memberikan nuansa baru bagi kajian terjemahan Pickthall yang selama ini dominan dikaji dari sisi linguistik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kepustakaan dengan terjemahan Al-Qur'an Marmaduke Pickthall sebagai sumber data primer, dan literatur lainnya seperti terjemahan Al-Qur’an bahasa Inggris lain sebagai perbandingan, kamus bahasa Inggris, dan ensiklopedia Kristen sebagai sumber sekunder. Terjemahan Pickthall dianalisis melalui kerangka teori bias, denotasi dan konotasi, dan kerangka konseptual studi Islam di kalangan mualaf ex-Christian. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya bias-bias Kekristenan yang terdapat dalam terjemahan Pickthall. Dalam Q.S. an-Nisā’ [4] yang dijadikan fokus penelitian, terjemahan yang mengandung bias kekristenan dalam bentuk tradisi adalah incumbent, debauchery/debauched, loose conduct, scourge, penance, dan bondman, sedangkan terjemahan yang mengandung bias kekristenan dalam bentuk doktrin adalah commandment, squander, covenant, avarice, countenance, flagrant sin, beguile, scorn, dan decree. Terjemahan Pickthall pada dasarnya lahir dari rasa tidak puas terhadap terjemahan Al-Qur'an yang hadir pada masa itu, sehingga mendudukkan terjemahannya sebagai kritik sekaligus penyempurna terjemahan-terjemahan Al-Qur'an sebelumnya. Meskipun Pickthall meyakini urgensi kehadiran terjemahan yang layak dan dapat menyampaikan maksud Al-Qur'an, namun pengaruh eksternal dalam terjemahannya yang berkaitan dengan statusnya sebagai ex-Christian, merupakan bukti persinggungan kebudayaan yang niscaya terjadi. Walaupun Pickthall tidak pernah menyatakan secara eksplisit mengenai penggunaan istilah-istilah bias Kristen yang tersebar dalam terjemahnya, dan cenderung menggunakan metode terjemah literal, namun temuan dari penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh eksternal terkait status keagamaannya sebagai ex-Christian senantiasa hadir dalam terjemahannya. %Z Dr. Phil. Mu’ammar Zayn Qadafy, M.Hum