%0 Thesis %9 Masters %A Orindevisa, NIM.: 23205021004 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:70175 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Ekoteologi Interreligius, Epistemologi, Pandangan Agama %P 161 %T STRUKTUR EPISTEMOLOGI KONSEP EKOTEOLOGI INTERRELIGIUS (STUDI KOMPARASI PANDANGAN AGAMA-AGAMA TENTANG EKOTEOLOGI DI KOTABARU YOGYAKARTA) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70175/ %X Krisis lingkungan yang semakin mengkhawatirkan telah menjadi perhatian global yang mendesak, termasuk dalam perspektif agama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep ekoteologi interreligius yang dijabarkan dalam Ensiklik Laudato Si’ (agama Katolik), Dokumen Keesaan Gereja (DKG-PGI, agama Kristen Protestan), dan Fatwa MUI No. 86 Tahun 2023 (agama Islam), serta mengeksplorasi struktur epistemologi ekologi dari masing-masing dokumen. Selain itu, penelitian ini mengkaji kontribusi konsep-konsep tersebut pada tiga rumah ibadah di Kotabaru Yogyakarta: Gereja St. Antonius Padua, Jemaat HKBP Yogyakarta, dan Masjid Syuhada. Penelitian ini menggunakan teori ekologi dari Lynn White, yang memetakan hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam, serta teori epistemologi sosial Alvin Goldman, yang melibatkan empat indikator utama yakni sumber kebenaran, praktik justifikasi, struktur komunitas, dan pengaruh sosial. Dengan pendekatan ini, penelitian mengidentifikasi struktur epistemologi ekologi dari ketiga dokumen tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ekoteologi dalam Dokumen Keesaan Gereja menekankan panggilan bersama untuk menjaga bumi sebagai tanggung jawab kolektif umat Kristen Protestan. Fatwa MUI No. 86 Tahun 2023 dalam Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem sebagai manifestasi dari kepatuhan terhadap perintah Tuhan. Sementara itu, Ensiklik Laudato Si’ dalam agama Katolik menyoroti tanggung jawab moral global untuk merawat alam sebagai rumah bersama (common home). Ketiga dokumen ini memberikan kontribusi nyata dalam membangun kesadaran ekologi di rumah ibadah masing-masing, yaitu Gereja St. Antonius Padua, Jemaat HKBP Yogyakarta, dan Masjid Syuhada, melalui program-program konkret yang berorientasi pada pelestarian lingkungan. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan interreligius dalam menghadapi krisis lingkungan global. %Z Dr. Dian Nur Anna, S.Ag., M.A.