%0 Thesis %9 Masters %A Ach. Tijani , NIM. 09212618 %B Pasca Sarjana %D 2011 %F digilib:7022 %I UIN Sunan Kalijaga %K TAREKAT, TIJANIYAH, Deskriptif-Sufistik, Kitab, Jawahir al-a’ani %T TAREKAT TIJANIYAH Studi Deskriptif-Sufistik Ajaran Tarekat Tijaniyah dalam Kitab Jawahir al-a’ani %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/7022/ %X Keberadaan tarekat Tijaniyah sebagai bagian dari tarekat sufi belum terlalu banyak dikaji oleh para pemerhati tarekat. Sejumlah data yang ada mengenai tarekat Tijanyah menyugukan informasi yang parsial saja sehingga belum mampu merangkum aspek-aspek penting yang ada di dalamnya. Merujuk pada kitab Jawāhir al-Ma’āni yang ditulis syaikh Ali al-Harazim sebagai satu-satunya kitab yang representatif mengulas secara normatif mengenai tarekat Tijaniyah adalah keniscayaan untuk memperoleh informasi yang komprehensif sekaligus bisa mengetahui posisi tarekat Tijaniyah dalam spektrum tasawuf Islam secara umum. Melaui ktab Jawāhir al-Ma’āni diketahui bahwa Tarekat Tijaniyah adalah tarekat yang lahir di kota Fez Maroko, sedangkan pendirinya adalah Syaikh al-Tijani. Proses lahirnya tarekat ini dimulai dengan kegigihan Syaikh al-Tijani menimba berbagai macam ilmu pengetahuan dari sejumlah syaikh di daerah Maroko, Mesir dan Mekkah. Kecondongannya terhadap tasawuf dimulai sejak usia 21 tahun dengan banyak menemui guru tasawuf dari daerah Maroko hingga Mekkah. Sehingga pada suatu saat yaitu pada tahun 1196 H Syaikh al-Tijani secara langsung ditalqin wiridwirid khusus oleh Rasulullah dalam keadaan terjaga (yaqdlah). Pada saat itulah secara resmi tarekat Tijaniyah lahir. Melalui pendekatan sufistik serta kerangka teori yang merujuk pada dua mainstream tasawuf Islam, yaitu tasawuf sunni dan falsafi maka kemudian dapat diketahui bawa dalam tarekat Tijaniyah terdapat empat prinsip atau pijakan filosofis yang mendasari setiap ritual yang ada dalam tarekat Tijaniyah. Pertama adalah, cinta sebagai pondasi dasar dari setiap ritual yang ada, kemudian kedua kepercayaan berjumpa dengan Allah (liqa’ ma’a Allah), ketiga hakikat nur Muhammadiyah yang berarti menempatkan Muhammad sebagai media penghantar pada perjumpaan kepada Allah serta yang keempat adalah pandangan mengenai kewalian yang kemudian menempatkan Syaikh al-Tijani sebagai wali khatm wa katm. Sedangkan pada tataran praktis dalam tarekat Tijaniyah yang berbentuk ritual pengamalan wirid-wirid merujuk pada apa yang ditlaqinkan oleh Rasulullah yaitu berupa pengamalan wirid yang berbentuk istighfar, sholawat dan hailalah. Dalam prakteknya wiridan tersebut dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu wirid lazim, wirid wdhifah serta wirid hailalah. Adapun tarekat Tijaniyah bila ditempatkan dalam kerangka sunni dan falsafi diketahui bahwa tarekat Tijaniyah secara praktis berpola pada sunni sementara pada tataran teoritis-metafisis lebih condong pada tasawuf falsafi. %Z Pembimbing: Dr. Syaifan Nur, M.Ag