relation: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70304/ title: ISLAM DIGITAL DAN OTORITAS KEAGAMAAN BARU: STUDI OKI SETIANA DEWI DAN HUSEIN JA’FAR AL-HADAR creator: Ahmad Habibi Suyuti, NIM.: 20200012025 subject: Hermeneutika Al Qur'an description: Media sosial telah menjadi platform utama dalam transformasi dakwah keagamaan di era digital, memungkinkan pendakwah menjangkau audiens lebih luas dengan pesan yang disampaikan secara efektif melalui fitur-fitur interaktif. Pergeseran ini memengaruhi otoritas keagamaan, di mana tokohnya seperti Habib Husein Ja’far dan Oki Setiana Dewi, yang memanfaatkan teknologi untuk membangun narasi keagamaan yang menarik dan adaptif. Penelitian mendalam terhadap strategi komunikasi keduanya menunjukkan bahwa keberhasilan dakwah digital terletak pada kemampuan menciptakan narasi yang karismatik, relevan, dan responsif, seraya menyoroti bagaimana media digital merevolusi model komunikasi keagamaan tradisional menjadi lebih dinamis dan beragam. Penelitian ini akan mengkaji tentang sejauh mana islam digital mempengaruhi lanskap otoritas keagamaan di Indonesia, serta bagaimana oki setiana dewi dan husein ja’far membranding diri mereka dalam media sosial dan penafsirannya dalam menanggapi isu-isu sosial yang terjadi masyarakat. Hal ini akan dielaborasi menggunakan teori alogaritma islam oleh Garry bunt dan teori penafsiran dari Walter J.Ong dalam membacanya, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otoritas keagamaan bertransformasi dan mengalami pergeseran dalam islam digital. Dakwah digital yang dilakukan Oki Setiana Dewi dan Husein Ja’far al-Hadar menunjukkan kompleksitas hubungan antara agama dan media social. viralitas dan sentimen publik menjadi faktor penting dalam penyebaran pesan keagamaan. Penggunaan multiplatform dalam dakwah tidak hanya bertujuan untuk menyebarkan pesan keagamaan, tetapi juga terkait dengan aspek popularitas dan kepentingan kapitalisasi media. Adapun penafsiran dilakukan oleh Oki Setiana Dewi dan Husein Ja'far Al-Hadar di media sosial menunjukkan karakteristik yang berbeda. Oki Setiana Dewi cenderung menggunakan pendekatan formal dan terstruktur seperti format dialog televisi, dengan fokus pada isu-isu keperempuanan dan keluarga dalam Islam. Sementara itu, Husein Ja'far menggunakan gaya bahasa yang lebih santai dan kekinian, dengan fokus pada tema toleransi dan hubungan antar agama. Keduanya menerapkan karakteristik budaya lisan sesuai teori Walter J. Ong. Mediatisasi agama juga menjadi faktor penting perubahan ini. di mana media berperan sebagai saluran, bahasa, dan lingkungan dalam transformasi praktik keagamaan Media sosial telah menjadi sumber utama informasi keagamaan yang membentuk cara berkomunikasi dan berinteraksi dalam konteks keagamaan. Visualisasi dan branding personal kedua tokoh, seperti gaya berpakaian dan penggunaan bahasa, menjadi bagian penting dalam strategi komunikasi mereka untuk membangun otoritas keagamaan dan menjangkau audiens yang lebih luas, terutama generasi muda. date: 2025-01-13 type: Thesis type: NonPeerReviewed format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70304/1/20200012025_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf format: text language: id identifier: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70304/2/20200012025_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf identifier: Ahmad Habibi Suyuti, NIM.: 20200012025 (2025) ISLAM DIGITAL DAN OTORITAS KEAGAMAAN BARU: STUDI OKI SETIANA DEWI DAN HUSEIN JA’FAR AL-HADAR. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.