%A NIM.: 20105040092 Muhammad Ghufron %O M. Yasser Arafat.,M. A %T GERAKAN EKOSENTRISME RELIGIUS DI PESANTREN (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH LUBANGSA, GULUK-GULUK, SUMENEP, MADURA) %X Persoalan lingkungan hingga kini menjadi salah satu isu yang cukup menarik perhatian berbagai kalangan. Krisis lingkungan yang disebabkan oleh fenomena penumpukan jumlah sampah dalam skala yang begitu besar adalah salah satu contohnya. Fenomena ini, seiring berjalannya waktu, tak pelak telah memantik kesadaran kolektif masyarakat global untuk turut serta dalam upaya konservasi lingkungan. Upaya-upaya yang mengarah terhadap gerakan ekosentrisme terus dilakukan, mulai dari kampanye, transmisi wawasan ekologis, hingga gerakan nyata soal pengelolaan sampah, hadir sebagai antitesis terhadap paradigma antroposentrisme yang menjadi musabab krisis. Upaya-upaya semacam ini pula lah yang dilakukan oleh beberapa pesantren selama ini. Salah satunya adalah gerakan ekosentrisme religius yang terjadi di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Guluk-guluk, Sumenep, Madura. Penelitian ini hendak berupaya menjawab dua hal, yakni: (1) Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa dalam merespons fenomena krisis lingkungan, (2) Model gerakan ekosentrisme religius yang dilakukan Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa. Penelitian ini melihat upaya pesantren dalam penyelamatan lingkungan melalui kerangka analisis gerakan ekosentrisme religius. Gerakan ini bermula dari suatu paradigma yang memandang bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral terhadap alam semesta yang berkaitan dengan seluruh komponen komunitas ekologi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sementara untuk teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan direktur UPT Jatian, ketua pengurus pesantren, santri, serta observasi dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan (1) Reduksi data, (2) Display data, (3) Verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Respons pondok pesantren Annuqayah Lubangsa terhadap fenomena ekologis bermula dari sejarah bahwa di pesantren tersebut isu lingkungan sudah menjadi ajaran pengasuh terdahulu serta adanya himbauan pengasuh terhadap suatu keresahan akan adanya persoalan penumpukan sampah yang kian mengkhawatirkan di lingkungan pesantren, hingga melahirkan gerakan konservasi lingkungan, sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab santri sebagai khalifah di muka bumi (2) Model gerakan ekosentrisme religius yang dilakukan pesantren Annuqayah Lubangsa ditempuh melalui berbagai cara, mulai dari membangun jejaring dengan pihak-pihak yang kompeten dalam konservasi lingkungan yang termanifestasi dalam bentuk sekolah ekologi di Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY; mendirikan laboratorium sampah UPT Jatian; hingga kampanye ekologis. Gerakan ekosentrisme religius ini terbukti membawa pengaruh yang cukup signifikan bagi berbagai pihak, terutama bagi beberapa pesantren dan instansi pendidikan lainnya, baik dari Kabupaten Sumenep maupun luar itu sendiri. Keywords: Pesantren, Konservasi Lingkungan, Gerakan Ekosentrisme Religius. %K Pesantren, Konservasi Lingkungan, Gerakan Ekosentrisme Religius %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib70359