@phdthesis{digilib70371, month = {December}, title = {MAKNA KATA MARJAN DALAM AL-QUR?AN KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKU IZUTSU}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21105030108 Ahmad Najib}, year = {2024}, note = {Muhammad Hidayat Noor, S.Ag M.Ag}, keywords = {Semantik, Toshihiko Izutsu, Marjan}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70371/}, abstract = {Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna kata marjan dalam Al-Qur'an dengan menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Izutsu, seorang pakar semantik bahasa Arab, mengembangkan metode analisis yang menekankan pada pemahaman makna kata-kata dalam konteks sistem semantik yang lebih luas, bukan hanya secara leksikal atau harfiah. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan beberapa masalah, di antaranya adalah: pemaknaan kata marj{\=a}n dalam Al-Qur'an beserta pendapat para mufassir, serta bagaimana analisis semantik Al-Qur'an menurut Toshihiko Izutsu dalam menginterpretasi kata tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif yang berfokus pada pemaknaan kata marj{\=a}n dalam Al-Qur'an, khususnya yang terdapat dalam QS. Ar-Rahman Ayat 22 dan 58, kemudian ditafsirkan dari berbagai sudut pandang ulama mufasir pada berbagai periode, mulai dari klasik hingga modern. Setelah pemahaman kata marj{\=a}n dalam Al-Qur'an dianalisis, peneliti menjelaskan bagaimana metode analisis semantik Toshihiko Izutsu diterapkan, yang dimulai dengan pencarian makna kata dasar dan relasional, analisis kata yang sejenis dan bertentangan, serta menelaah makna kata dari sudut pandang weltanschauung dan perkembangan kata dari masa pra-Qur'anik, Qur'anik, hingga pasca-Qur'ani. Dari pendekatan semantik Izutsu memberikan wawasan yang mendalam dengan memetakan hubungan antara makna kata dalam teks Qur'ani. Dalam konteks marj{\=a}n, metodologi ini membantu memahami penggunaan kata tersebut dalam membangun makna yang kaya, mencakup estetika, moralitas, dan spiritualitas. Dengan pendekatan ini, marj{\=a}n tidak hanya dipahami sebagai istilah deskriptif yang bermakna karang merah atau mutiara kecil, tetapi juga sebagai konsep yang mengandung makna transenden. Diharapkan temuan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang linguistik Al-Qur'an yang lebih kontekstual dan filosofis, serta memberikan kontribusi terhadap pengayaan tafsir dengan sudut pandang baru mengenai makna simbolis dalam teks suci.} }