%A NIM.: 22205032029 Zuhriyandi %O Prof. Dr. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si. %T VERNAKULARISASI TERJEMAHAN AL-QUR’AN DALAM BAHASA GAYO KARYA JOHANSYAH: STUDI KASUS PENERJEMAHAN SURAH AL-BAQARAH %X Penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah, seperti bahasa Gayo, melibatkan lebih dari sekadar alih bahasa; ia mencakup proses vernakularisasi yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam makna ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam terjemahan Johansyah terhadap Surah Al-Baqarah, khususnya Q.S. Al-Baqarah [2]:197, istilah “rafas” diterjemahkan menjadi “sumang,” yang mencerminkan norma adat Gayo. Penelitian ini memfokuskan pada analisis bagaimana frasa-frasa vernakularisasi tersebut tidak hanya menjembatani kesenjangan bahasa, tetapi juga melestarikan nilai etika lokal, sehingga memperkaya pemahaman keagamaan masyarakat Gayo. Melalui studi ini, penelitian bertujuan untuk mengungkap peran vernakularisasi dalam mendukung relevansi Al-Qur’an dalam konteks budaya setempat serta kontribusinya terhadap studi linguistik dan penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia. Penelitian ini mengkaji: (1) proses vernakularisasi dalam terjemahan Al-Qur’an bahasa Gayo oleh Johansyah, (2) frasa-frasa yang menunjukkan vernakularisasi dalam Surah Al-Baqarah pada terjemahan tersebut, dan (3) kontribusi penelitian terhadap studi penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan data primer berupa Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Gayo karya Johansyah, serta data sekunder dari buku, jurnal, dan penelitian terkait. Pendekatannya adalah kualitatif-intertekstualitas dengan teori vernakularisasi dari Anthony Hearle Jhons. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, proses vernakularisasi oleh Johansyah melibatkan adaptasi nilai-nilai lokal melalui bahasa vernakular, simbol, dan metafora Gayo, menjadikan pesan Al-Qur’an lebih relevan dengan kehidupan masyarakat Gayo. Kedua, analisis Surah Al-Baqarah menunjukkan penyesuaian budaya, seperti penerjemahan tamassa menjadi sintung untuk memperkuat gambaran ancaman api neraka dalam konteks Gayo, serta almiski>n menjadi nyannya untuk mencerminkan pemahaman lokal tentang kesulitan hidup. Ketiga, penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teori penerjemahan yang sensitif terhadap budaya lokal, menekankan peran penerjemah sebagai penghubung antara bahasa dan budaya. Penelitian ini memberikan wawasan pentingnya adaptasi budaya dalam penerjemahan teks agama penting untuk memastikan pesan universal Al-Qur’an dapat diterima secara kontekstual dan bermakna bagi masyarakat setempat. Kata kunci: Vernakularisasi; Terjemahan Al-Qur’an; Bahasa Gayo; Johansyah %K Vernakularisasi; Terjemahan Al-Qur’an; Bahasa Gayo; Johansyah. %D 2024 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib70378