eprintid: 70389 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 12460 dir: disk0/00/07/03/89 datestamp: 2025-02-28 04:31:07 lastmod: 2025-02-28 04:31:07 status_changed: 2025-02-28 04:31:07 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muh.khabib@uin-suka.ac.id creators_name: Nur Rofiatun Nisa, NIM.: 21105030127 title: PENAFSIRAN KH. BISRI MUSTOFA TERHADAP KATA NUR DALAM QS. AN-NUR AYAT 35 (STUDI KITAB TAFSIR AL IBRIZ LI MA'RIFAH TAFSIR AL-QUR'AN AL-AZIZ) ispublished: pub subjects: 297.1226 divisions: jur_ial full_text_status: restricted keywords: Penafsiran, Bisri Mustofa, An-Nur note: Drs. Muhammad Mansur, M. Ag. abstract: Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab menjadikan al-Qur’an mudah dipahami pada masa Rasulullah SAW, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua ummat muslim mampu memahami makna kata dan kalimat yang terdapat dalam al-Qur’an, termasuk kata nūr. Kata nūr disebutkan beberapa kali dalam al-Qur’an yang memiliki arti “cahaya”. Tetapi ada beberapa perbedaan makna kata nūr ditinjau dari beberapa aspek yang menyebabkan perdebatan keilmuan dalam memaknai kata nūr. Masyarakat awam pun memaknai kata nūr hanya sebatas “cahaya”. Dari kegelisahan tersebut dapat ditarik dua rumusan masalah yang menjadi fokus kajian penelitian ini. Pertama, bagaimana penafsiran KH. Bisri Mustofa terhadap makna kata nūr dalam Qs. an-Nūr ayat 35. Kedua, Bagaimana metodologi penafsiran kitab tafsir al Ibrīz lī Ma'rifah Tafsīr al-Qur'ān al-Azīz karya KH. Bisri Mustofa. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut penulis menggunakan metode deskriptif. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan penafsiran KH. Bisri Mustofa terhadap makna kata nūr dalam QS. An-Nūr ayat 35 serta metodologi penafsiran kitab tafsir al Ibrīz lī Ma'rifah Tafsīr al-Qur'ān al-Azīz karya KH. Bisri Mustofa. Selanjutnya penulis menggunakan kerangka teori hermeneutika Hans Georg Gadamer untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penafsiran KH. Bisri Mustofa dalam menafsirkan ayat tersebut. Dengan menggunkaan metode tersebut diperoleh dua kesimpulan. Pertama, berdasarkan teori pokok Hermeneutika Gadamer dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa pemaknaan kata nur menurut KH. Bisri Mustofa tidak terlepas dari kondisi KH. Bisri Mustofa yang saat itu adalah seorang yang bermadzhab Asy’ariyah, dimana paham tersebut memiliki pemikiran bahwa kekuasaan dan kehendak Tuhan bersifat mutlak, manusia tidak berhak mencampurinya. Dengan demikian, KH. Bisri Mustofa memaknai kata nur sebagai petunjuk yang diberikan Allah sesuai kehendaknya. Kedua, Dalam penafsirannya, metodologi yang digunakan KH. Bisri Mustofa tidak lain adalah dengan banyak mengambil beberapa ijtihad dari mufassir lain, seperti yang disebutkan dalam muqaddimah tafsir al Ibriz, terjemah tafsir yang beliau suguhkan itu merujuk dari tafsir-tafsir mu’tabaroh, seperti Tafsir Jalalain, Tafsir Baidlawi, Tafsir Khazin dan lain. Tetapi dalam menafsirkan surah an-nur ayat 35 nampaknya beliau memiliki kesamaan dengan penafsiran yang terdapat di dalam Tafsir Jalalain. date: 2024-12-09 date_type: published pages: 89 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Nur Rofiatun Nisa, NIM.: 21105030127 (2024) PENAFSIRAN KH. BISRI MUSTOFA TERHADAP KATA NUR DALAM QS. AN-NUR AYAT 35 (STUDI KITAB TAFSIR AL IBRIZ LI MA'RIFAH TAFSIR AL-QUR'AN AL-AZIZ). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70389/1/21105030127_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70389/2/21105030127_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf