@mastersthesis{digilib70393, month = {December}, title = {RITUAL SEDEKAH BUMI SEBAGAI PANGGUNG SOSIAL DI DUSUN BAROS KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 22205022013 Abdi Prayudha Nurba}, year = {2024}, note = {Dr. Moh Soehadha S.Sos., M.Hum.}, keywords = {Ritual, Sedekah Bumi, Panggung Sosial}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70393/}, abstract = {Ritual sedekah bumi di Dusun Baros merupakan peninggalan leluhur yang terus dilestarikan secara turun-temurun hingga saat ini. Ritual ini mencerminkan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah sekaligus penghormatan terhadap warisan leluhur. Ritual ini juga menjadi ajang kebersamaan masyarakat lintas agama, mempererat hubungan sosial di tengah keberagaman. Namun, respon dan pemahaman masyarakat terhadap ritual ini tidak sepenuhnya sama dan diterima. Sebagian besar mendukung dan mengikuti ritual ini.Namun, di sisi lain, terdapat pihak yang menolak ritual sedekah bumi, termasuk Ketua Ranting Muhammadiyah Dusun Baros, yang menganggap bahwa ritual ini mengandung unsur musyrik karena dinilai tidak sesuai dengan prinsip keimanan Islam. Oleh karena itu , penelitian ini penting untuk dilakukan untuk melihat pemahaman dan respon masyarakat Dusun Baros terhadap ritual sedekah bumi. Peneliti menggunakan teori dramaturgi dari Erving Goffman untuk menganalisis fenomena sedekah bumi di Dusun Baros. Dalam teori ini, aktivitas manusia dianalogikan seperti pertunjukan di panggung teater, yang terdiri dari panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage). Dengan pendekatan dramaturgi, peneliti mengungkap bahwa apa yang dilihat dan dipahami dalam ritual sedekah bumi di panggung depan sering kali berbeda dengan kenyataan yang tersembunyi di panggung belakang. Untuk menjawab pokok persoalan, penelitian ini mengajukan beberapa pertanyaan yaitu, Bagaimana para elit menjadikan sedekah bumi sebagai dramaturgi sosial di masyarakat? Apa respon Komunitas masyarakat Dusun Baros terhadap ritual sedekah bumi?. Melalui pertanyaan-pertanyaan ini, akan menjawab posisi ritual sedekah bumi sebagai panggung sosial dan pemahaman tentang apa yang dilihat dalam ritual sedekah bumi sebagai panggung sosial serta fakta yang terjadi di belakang ritual sedekah bumi. Jenis penelitian ialah penelitian lapangan, sumber data dan data primer dari Dusun Baros dan data sekunder dari arsip kelurahan atau dusun serta penelitian sebelumnya, Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan teknik snowball. Informan diperoleh dari Teknik wawancara yang dilakukan, dengan wawancara kepada tokoh agama, masyarakat dan pemerintah. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa panggung depan ritual sedekah bumi dirancang oleh elit budaya dan pemerintah untuk menampilkan ritual ini sebagai kegiatan sakral, harmonis, dan diterima semua kalangan, dengan elemenelemen budaya seperti prosesi adat dan doa bersama yang memperkuat kesakralannya. Namun, di panggung belakang, terdapat penolakan dari sebagian individu atau kelompok yang menganggap ritual ini bertentangan dengan ajaran agama mereka. Penolakan ini tersembunyi karena tidak ada ruang untuk dialog. Selain itu, sedekah bumi, yang tampak sebagai ritual sakral, juga dimanfaatkan oleh elit politik untuk tujuan tertentu, seperti memperkuat legitimasi atau memperoleh dukungan. Fenomena ini menunjukkan bahwa di balik kesakralan yang ditampilkan di panggung depan, terdapat kepentingan yang tak terungkap.} }