%0 Thesis %9 Skripsi %A Alfi Syahri Aris Shaputra, NIM.: 99383377 %B FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM %D 2006 %F digilib:70404 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K etika bisnis; bisnis Islam; konsumen; produsen %P 100 %T ETIKA BISNIS ISLAM (MEMBANGUN TANGGUNGJAWAB SOSIAL DALAM DUNIA BISNIS) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70404/ %X Aktivitas bisnis yang mengabaikan dimensi etika kenyataannya sangat merugikan masyarakat sebagai konsumen dan para pekerja sebagai mitra bisnis. Hal ini dapat dicontohkan dari berbagai kasus yang terjadi di negeri ini; kasus formalin yang merugikan konsumen, minimnya upah para pekerja, pencurian minyak baru­baru ini di Kalimantan, perusahaan yang membuang limbah sembarangan, atau kadar limbahnya telah metewnti ketentuan, pembelian kayu ilegal dan seterusnya. Kenyataan demikian, jika dilihat dari perspektif etika, disebabkan telah terjadinya pemisahan antara etika dan bisnis. Dua bangunan yang dipandang secara dikotomis, terpisah satu sama lain ini mempunyai implikasi yang begitu negatif dalam kehidupan manusia. Padahal, keduanya merupakan dua entitas yang bisa dipadukan dalam satu kesatuan. Untuk menyelesaikan problem akademik tersebut, penyusun harus menggunakan metode yang tepat, sebagaimana tipe penelitian yang bersifat kepustakaan (library research). Dalam ha! ini penyusun menggunakan metode berpikir induksi, dengan menggunakan pendekatan normatif dan etika-taufJld Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam memandang bisnis bukan semata­mata upaya meraih keuntungan materi semata, tetapi sekaligus berupaya mencapai tujuan dari esensi kemanusiaan, yakni sebagai bentuk pengejawantahan amanah scbagai makhluk dan scbagai khalifah untuk mcncapai keridhaan Allah. Dalam keterpaduan tersebut, Islam memberikan bangunan paradigma daiam berbisnis, yang berupa nilai-nilai aksioma seperti; kesatuan, kehendak bebas, perta11ggungjawaban, kesetimbangan (keadilan), dan kebenaran (kebajikan) serta kejujuran. Dalam konteks hubungannya dengan konsumen, serta para pekerja dan masyarakat, penerapan etika bisnis merupakan hal yang tidak bisa dinafikan, sebab hat: ini bukan hanya menyangkut tanggungjawab perusahaan secara vertikal semata, tetapi juga menyangkut eksistensi aktivitas bisnis itu sendiri. Singkatnya, hubungan yang saling menguntungkan dan harmonis akan terbangun jika aksioma-aksioma bisnis tersebut di atas dijadikan Iandasan dalam menjalankan aktivitas bisnis. %Z Drs. H. Fuad Zein, MA.