@mastersthesis{digilib70486, month = {February}, title = {REINTERPRETASI QS. AL-HASYR [59]: 18 PADA RELEVANSINYA DENGAN KONSEP SELF-MANAGEMENT (PERSPEKTIF HERMENEUTIKA MA?NA CUM MAGZA)}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 23205031026 Shinta Tisia Azzahra}, year = {2025}, note = {Prof. Dr. Phil. Sahiron, MA.}, keywords = {QS. Al-Hasyr [59]: 18, Tafsir Al -Qur'an, Self-Management}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70486/}, abstract = {Pengkajian mengenai QS. Al-Hasyr ayat 18 memiliki pemahaman yang lekat berkaitan dengan seruan untuk memperhatikan perbuatan yang dilakukan manusia sebagai persembahan ketika hari akhir atau kiamat. Meski demikian, terdapat waktu di dunia yang harus dilewati sebelum mencapai hari akhir. Untuk itu, dilakukan pengkajian kembali terhadap ayat ini dengan merelevansikannya agar sesuai pada setiap zaman. Sebab, diperlukan suatu pengelolaan dan penataan diri untuk menghadapi keseimbangan kehidupan dunia serta pertanggung jawaban akhirat. Untuk itu, penelahaan dalam tulisan ini melalui perspektif ma?na? cum? maghza dengan perumusan masalah; bagaimana makna dan signifikasi historis-dinamis dalam QS. Al-Hasyr ayat 18, serta relevansinya dengan konsep self-management. Melalui objek dan data dari pembahasan tersebut, pengkajian ini mendasarkan pada metode kualitatif berbasis studi pustaka. Melalui perspektif ma?na? cum? maghza,? diungkapkan? analisis? makna? dan? signifikansi? historis? yang? terkandung dalam QS. Al-Hasyr ayat 18 yang diungkapkan oleh para mufassir terdahulu sebagai peringatan untuk mempersiapkan amal terhadap datangnya hari kiamat dengan bertakwa dan muhasabah diri. Selain itu, dalam konteks kisah dan pengujian keimanan orang-orang sebelumya, menjadi refleksi diri bagi setiap individu untuk menghadapi tantangan yang menguji ketawaan dengan mengedepankan amal-amal baik dan mengingat akan pengawasan Allah Swt. Berdasarkan pengembangan signifikansi yang didasarkan pada QS. al-Hasyr ayat 18 tersebut, terkandung anjuran untuk melakukan perefleksian, pengendalian, serta perenungan diri yang mencerminkan konsep self-management. Oleh karena itu, terdapat landasan dalam self-management yang dapat diimplementasikan berdasarkan konteks kebutuhan masing-masing individu. Dengan memberi keseimbangan antara memperhatikan kehidupan dunia dan mempertimbangkan pertanggungjawaban akhirat, ayat ini tidak hanya mendorong kefokusan pada spiritual semata, melainkan keberhasilan dalam mengelola kepribadian dan memaksimalkan potensi positif dalam kehidupan dunia.} }