%0 Thesis %9 Masters %A Sovinaz, NIM.: 22204022005 %B FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN %D 2025 %F digilib:70687 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Bahasa Arab, Dinamika Komunikasi, Sosiolinguistik %P 148 %T DINAMIKA KOMUNIKASI BAHASA ARAB DI PONDOK PESANTREN DARUTTAKWIEN : KAJIAN SOSIOLINGUISTIK %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70687/ %X Pondok Pesantren Daruttakwien di Bekasi menghadapi berbagai tantangan dalam menerapkan kebijakan penggunaan bahasa Arab, termasuk kesalahan berbahasa yang menciptakan dinamika komunikasi, seperti percampuran dan peralihan bahasa serta penggunaan dialek lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika komunikasi bahasa Arab di Pondok Pesantren Daruttakwien Bekasi, dengan menyoroti penggunaan bahasa Arab oleh santriwati dalam konteks formal dan informal. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji penggunaan dialek lokal, fenomena alih kode, dan campur kode dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sedangkan subjek penelitian dipilih menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari 10 santriwati kelas X MA, 2 anggota bagian bahasa, 3 pembimbing kamar, 1 ustadz bagian kurikulum, serta 5 ustadzah dan guru. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan kerangka kerja Miles dan Huberman. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber dan teknik untuk memastikan validitas temuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dinamika komunikasi bahasa Arab di Pondok Pesantren Daruttakwien disebabkan oleh kebijakan penggunaan bahasa Arab yang menghadapi berbagai kendala, seperti perbedaan interpretasi dalam pelaksanaannya dan kurangnya ketegasan dalam menetapkan zona wajib berbahasa. Fenomena sosiolinguistik dalam komunikasi santriwati di Pondok Pesantren Daruttakwien tercermin dalam pola komunikasi formal dan informal. Dalam komunikasi formal, seperti di kelas dan kegiatan resmi, santriwati menggunakan bahasa Arab baku, namun tetap dipengaruhi dialek lokal, seperti diucapkan , menjadi , dan menjadi . Sementara itu, dalam komunikasi informal, terjadi alih kode antara bahasa Arab dan Indonesia dalam bentuk alih kode situasional dan metaforis, sedangkan campur kode dalam bentuk penyisipan dan alternasi. Meskipun adaptasi ini menunjukkan fleksibilitas santriwati, pola komunikasi seperti ini kurang mendukung kebijakan penggunaan bahasa Arab secara optimal dan memerlukan evaluasi agar tidak menghambat tujuan pembelajaran bahasa. %Z Dr. Rohmatun Lukluk Isnaini, S.Pd.I, M.Pd.I