%0 Thesis %9 Masters %A Qorina Khoirul Afifah, NIM.: 22204012004. %B FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN %D 2025 %F digilib:70839 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K nilai-nilai keislaman; karakter religius; anak yatim; %P 166 %T INTERNALISASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER RELIGIUS ANAK YATIM DI YAYASAN YATIM MANDIRI YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70839/ %X Anak-anak yatim dengan latar belakang yang beragam, sering kali memiliki pengetahuan dan sikap keagamaan yang kurang. Selain itu, beberapa di antaranya masih menunjukkan akhlak yang kurang baik, seperti saling mengejek dan berbicara kasar kepada teman atau orang yang lebih tua. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai nilai keislaman, proses, dan mengetahui sejauh mana keberhasilan Internalisasi nilai-nilai keislaman dalam membentuk karakter religius anak yatim di Yayasan Yatim Mandiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Penelitian ini juga melibatkan purposive sampling untuk memilih responden yang dianggap memahami proses internalisasi nilai dalam pembentukan karakter anak yatim. Data dianalisis menggunakan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian menunjukkan bahwa: 1) kegiatan keislaman di Yayasan Yatim Mandiri Yogyakarta berperan penting dalam pembentukan karakter anak yatim, dengan fokus pada internalisasi nilai akidah, syariah, dan akhlak. 2) Nilai akidah diajarkan melalui doa, mengaji, dan peringatan hari besar Islam. Nilai syariah ditekankan pada kebersihan dan kerapihan, meskipun belum sepenuhnya optimal. Sedangkan akhlak mencakup kepatuhan terhadap peraturan yayasan dan disiplin. 3) Keberhasilan internalisasi nilai-nilai ini tercermin dalam empat indikator karakter religius: toleransi, percaya diri, melindungi, dan ketulusan. Anak yatim menunjukkan toleransi melalui kegiatan buka puasa dan doa bersama, percaya diri dalam mengaji dan Olimpiade Al-Qur'an, melindungi melalui tata tertib dan bersihbersih, serta ketulusan dalam memperingati Maulid Nabi dan berbuka puasa bersama.Secara keseluruhan, kegiatan keislaman membentuk karakter religius anak yatim, menjadikan mereka lebih toleran, percaya diri, peduli, dan tulus, meskipun ada tantangan dalam penerapan nilai-nilai syariah dan akhlak. %Z Prof Dr. H. Mahmud Arif, M. Ag