eprintid: 70897 rev_number: 10 eprint_status: archive userid: 12243 dir: disk0/00/07/08/97 datestamp: 2025-04-24 08:19:43 lastmod: 2025-04-24 08:19:43 status_changed: 2025-04-24 08:19:43 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id creators_name: Siti Na’ilah Binti Ahmadi, NIM.:18103050101 title: LEGALISASI PERCERAIAN DI LUAR MAHKAMAH MENURUT UNDANG-UNDANG MALAYSIA (STUDI TERHADAP ATURAN PERCERAIAN ORDINAN 43 UNDANG-UNDANG KELUARGA ISLAM NEGERI SARAWAK TAHUN 2001) ispublished: pub subjects: 297.577 divisions: HKI full_text_status: restricted keywords: perceraian; Ordinan 43 Tahun 2001; talak note: Dr. Ahmad Bunyan Wahib, M.Ag., M.A. abstract: Sebelum menuju perceraian, pihak-pihak yang berkaitan harus memfailkan perceraian dan menjalani prosedur yang disediakan oleh Mahkamah Syariah Sarawak. Pihak suami yang melanggar peraturan Mahkamah Syariah dengan melafazkan talak di luar mahkamah hendaklah melaporkan kepada mahkamah untuk pengesahan perceraian mengikut Undang-undang Islam. Penelitian yang digunakan dalam skripsi adalah sepenuhnya menggunakan penelitian kepustakaan (library research) atau studi kepustakaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi dengan cara mencari dan mengadakan survey bahan-bahan kepustakaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan induktif, yaitu menghimpun sumber kepustakaan, baik primer ataupun sekunder. Penelitian ini bersifat deskriptif, artinya adalah menjelaskan, menggambarkan objek penelitiannya dengan secara mendalam dan terperinci. Metode penelitian deskriptif lebih fokus untuk menjelaskan, dan meneliti rumusan masalah yang diangkat sehingga mampu menghasilkan jawaban mengenai perkara-perkara perceraian menurut Hukum Keluarga Islam Di Sarawak, Malaysia. Ordinan 43 Undang-undang Keluarga Islam Tahun 2001 (OUUKI Tahun 2001) menetapkan lafaz talak yang diucapkan oleh suami di luar Mahkamah Syariah tidak diakui secara hukum sebelum melalui proses pengesahan perceraian. Prosedur pengesahan ini mempunyai beberapa tahapan penting untuk diakui secara hukum. Setiap suami menjatuhkan talak di luar Mahkamah diwajibkan untuk segera mengajukan permohonan pengesahan perceraian dan mengisi formulir serta melampirkan dokumen seperti yang disyaratkan. Seterusnya Mahkamah Syariah akan menetapkan tanggal persidangan untuk melakukan pertanyaan kepada suami istri untuk menilai keabsahan talak yang telah diucapkan. Setelah pemeriksaan selesai, Hakim akan mengeluarkan putusan mengenai status talak yang dijatuhkan itu terbukti sah ataupun tidak. Setelah putusan dikeluarkan, perceraian yang telah di sahkan oleh Mahkamah Syariah harus didaftarkan di Jabatan Agama Islam Sarawak (JAIS) untuk dikeluarkan Surat Pengesahan Perceraian. Menurut Seksyen 55 ayat (1), perceraian yang dilakukan di luar Mahkamah Syariah/ tanpa kebenaran Mahkamah Syariah memerlukan proses penyelidikan dahulu. Hal ini dikarenakan, melakukan perceraian di luar Mahkamah dianggap telah melanggar ketentuan pada Seksyen 128, dan dikenakan sanksi tidak melebihi satu ribu ringgit atau penjara tidak melebihi enam bulan atau kedua-duanya sekali senda dan penjara itu. Sekiranya berlaku kegagalan melapor ke Mahkamah ia merupakan satu pelanggaran hukum dan boleh dikenakan sanksi tidak melebihi satu ribu ringgit atau penjara tidak melebihi enam bulan atau kedua-duanya sekali seperti yang termaktub dalam Seksyen 129. date: 2025-02-28 date_type: published pages: 124 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Siti Na’ilah Binti Ahmadi, NIM.:18103050101 (2025) LEGALISASI PERCERAIAN DI LUAR MAHKAMAH MENURUT UNDANG-UNDANG MALAYSIA (STUDI TERHADAP ATURAN PERCERAIAN ORDINAN 43 UNDANG-UNDANG KELUARGA ISLAM NEGERI SARAWAK TAHUN 2001). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70897/1/18103050101_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70897/2/18103050101_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf