%0 Thesis %9 Masters %A Ahmad Ardi Nugroho, NIM.: 22205011015 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:70910 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K existentialism; ancestor; nyadran %P 116 %T NILAI EKSISTENSIALISME LELUHUR DALAM TRADISI NYADRAN STUDI DI DESA SUKABUMI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70910/ %X Nyadran adalah satu tradisi yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa, tradisi ini bukan semata sebagai formalitas atau kegiatan budaya yang kosong dari nilai-nilai. Disisi lain nilai-nilai yang ada dibalik sebuah tradisi itulah yang selama ini terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa salah satunya adalah nilai eksistensialisme yang diwariskan oleh para leluhur, oleh sebab itu penelitian ini berangkat dari analisis terhadap nilai-nilai eksistensialisme yang terkandung dalam tradisi Nyadran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali dan menganalisis nilai-nilai eksistensialisme leluhur dalam tradisi Nyadran di Desa Sukabumi Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Jenis penelitian tesis ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data utama diambil dari observasi lapangan yang dilakukan di Desa Sukabumi Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, adapun aspek yang hendak diteliti adalah tradisi Nyadran. Sumber data sekunder diambil dari bahan literatur seperti buku, artikel journal, web yang berkaitan dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan dilakukan melalui tiga tahapan yaitu observasi, interview/wawancara, dan dokumentasi terstruktur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, nilai-nilai eksistensialisme leluhur yang terkandung dalam tradisi Nyadran adalah: (1) Kesadaran manusia akan keberadaan Tuhan melalui hubungan spiritual yang diekspresikan dalam tradisi Nyadran, (2) Tradisi Nyadran menekankan pada individualitas manusia khususnya dalam aspek eksistensi manusia sebagai pelaku budaya yang dinamis dan kreatif sehingga dengan keberadaannya ini manusia dapat terus menjaga nilai-nilai budayanya, (3) Nilai-nilai selanjutnya adalah kebebasan individu dalam menjaga nilai-nilai para leluhurnya, melalui kebebasannya manusia dapat menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Nyadran dan aktualisasinya dalam kehidupan sehari-hari, (4) Nilai yang terakhir adalah tanggung jawab sosial dalam melestarikan warisan budayanya, tradisi Nyadran memberikan pelajaran bahwa untuk menjaga warisan budaya merupakan tanggung jawab bersama. Kedua, tradisi Nyadran memiliki makna filosofis yang dalam bagi masyarakat Desa Sukabumi Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Makna itu diserap melalui rentetan kegiatan Nyadran mulai dari ritual di malam Nisfu Sya’ban, Besik Makam leluhur dan keluarga, acara kenduri, dzikir malam dan puncaknya silaturrahim antar warga di rumah-rumah (open house). Bagi masyarakat Desa Sukabumi Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali kegiatan itu semua mengandung makna antara lain: (1), meningkatkan kesalehan individu melalui shodaqoh antar sesama, (2) belajar bersikap Syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan, (3) menjalin hubungan sosial yang harmonis, (4) meningkatkan kualitas hubungan dengan sesama manusia (hablum min an-nas) dan hubungan dengan Tuhan (hablum min Allah). %Z Prof. Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag., M.Hum.