@mastersthesis{digilib70963, month = {January}, title = {LAYANAN KONSELING SEBAYA TERHADAP PENINGKATAN KESIAPAN MENIKAH PADA REMAJA AKHIR DI PIK-R ABHIPRAYA KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 22200012110 Rifa Hazriyyah}, year = {2025}, note = {Ibu Dr. Nurus Sa?adah, S.Psi., M.Si., Psi.}, keywords = {layanan konseling sebaya; kesiapan menikah; remaja akhir.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/70963/}, abstract = {Masa remaja merupakan periode transisi yang penting, di mana perubahan fisik dan psikologis dapat memengaruhi perilaku dan kesiapan menikah. Kesiapan menikah yang matang melibatkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan finansial, yang memerlukan dukungan yang tepat. Salah satu pendekatan yang efektif adalah layanan konseling sebaya, yang dapat membantu meningkatkan kesiapan menikah remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi dan hasil layanan konseling sebaya dalam meningkatkan kesiapan menikah pada remaja di PIK-R Abhipraya Kecamatan Banjaran, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan informan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling yang berjumlah 18 orang, terdiri dari kepala UPT, ketua PIK-R, konselor dan 14 konseli. Data tersebut dianalisis secara interaktif melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Teknik triangulasi digunakan untuk memastikan keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan implementasi konseling sebaya diterapkan dengan dua metode, yakni individu dan kelompok, untuk meningkatkan kesiapan menikah remaja (17-24 tahun), dengan fokus pada aspek biologis, psikologis, sosial, dan finansial. Layanan konseling sebaya dinilai dapat meningkatkan kesiapan menikah remaja, yang tercermin dalam perubahan signifikan pada aspek sebagai berikut; (1) psikologis, seperti stabilitas emosi dan pengelolaan stres, (2) biologis, seperti pengetahuan remaja akan Kesehatan repsroduksi, (3) sosial, seperti pemahaman peran sosial, serta (4) finansial, seperti pengelolaan keuangan. Faktor pendukung dalam keberhasilan program ini termasuk keterlibatan aktif remaja dan dukungan stakeholder setempat, sementara hambatan yang ditemukan adalah stigma sosial dan keterbatasan waktu konselor dan konseli.} }