%0 Thesis %9 Masters %A Mailani Ulfah, NIM.: 22205032079 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:71044 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K literasi pesantren; Tafsir Safinah Kalla Saya’lamun; Mamoen Zubair %P 111 %T KELISANAN ATAS TAFSIR SAFINAH KALLA SAYA’LAMUN KARYA MUHAMMAD ISMAIL ASCHOLY (Analisis Kelisanan Walter J. Ong) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71044/ %X Salah satu karya tafsir nusantara yang bersumber dari tradisi lisan adalah Safīnah Kallā Saya’lamūn fī Tafsīr Syaikhinā Maimūn. Mulanya, tafsir ini merupakan pengajian lisan yang disampaikan Mbah Moen dalam pengajian sehingga dapat dinikmati secara langsung oleh audiens. Umumnya, basis tradisi lisan adalah bertumpu pada ingatan yang bersifat temporal, maka dari itu diperlukan adanya upaya dokumentasi tafsir dalam bentuk tulisan. Meskipun telah bertransformasi menjadi tafsir tertulis, namun tradisi sebelumnya masih dapat mempengaruhi teks dengan meninggalkan residu-residu kelisanan. Dalam penulisan tafsir ini tidak menggunakan bahasa sumber lisan (Jawa) Mbah Moen melainkan dimodifikasi dengan menggunakan bahasa Arab. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini hendak menganalisis karakteristik kelisanan tafsir Safīnah Kallā Saya’lamūn dengan klasifikasi lisan teori Walter J. Ong. Selain itu, penelitian ini juga menelusuri karakteristik tafsir dan pengaruh kelisanan terhadap pemaknaan ayat-ayat Al-Qur’an pada tafsir. Maka untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menekankan pada aspek deskriptif analitis untuk memperlihatkan residu-residu kelisanan yang masih eksis pada tafsir Safīnah Kallā Saya’lamūn. Hasil dari peneltian ini bahwa tafsir Safīnah Kallā Saya’lamūn merupakan tafsir yang didominasi dengan corak adabi-ijtimā’i. Hal ini dilihat dari bagaimana Mbah Moen mengaitkan teks Al-Qur’an dengan berbagai fenomena sosial dan ilmu modern. Penemuan karakteristik kelisanan tafsir ini perspektif Walter J. Ong adalah aditif (pola repetisi) pada Q.S. al-Anbiyā [21]:16, konservatif dan tradisional pada Q.S. al-Ikhlāṣ [112]:1-4, redudansi atau berlebihan pada Q.S. Āli ‘Imrān [3]:101, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari ditemukan di beberapa penafsiran seperti Q.S. an-Naḥl [16]:43, Q.S. al-Ḥijr [15]:9, Q.S. Fāṭir [35]:27-28, Q.S. Gāfir [40]79, Q.S. al-Baqarah [2]:126, Q.S. ar-Rūm [30]1-5, dan Q.S. al-Anbiyā [21]:5, 13, dan 16. Penelitian ini berkontribusi pada ranah kajian tafsir khususnya mengenai jejak kelisanan (residu) pada fenomena peralihan tradisi dan bahasa pada tafsir di nusantara. Dengan pola penafsiran demikian dapat memberikan pengetahuan, pemahaman yang pragmatis, serta mampu memberikan pengaruh terhadap khalayak umum agar dapat memaknai ayat dengan lebih komprehensif. %Z Prof. Dr. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si