%0 Thesis %9 Skripsi %A Ariandi Nurcahyo, NIM.: 21105020041 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:71168 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Kematangan Beragama, Pembina Asrama, Gordon W. Allport %P 174 %T KEMATANGAN BERAGAMA PEMBINA ASRAMA SMPIT LHI WIROKERTEN, BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71168/ %X SMPIT LHI merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang memiliki sistem pendidikan dengan dua macam, yakni sistem full day school dan sistem boarding school sebagai branding utama SMPIT LHI. Pada sistem boarding, SMPIT LHI memiliki beberapa pembina asrama yang berperan sebagai roda agar pendidikan dalam asrama bisa berjalan. Para pembina asrama memiliki rentang usia 20 hingga 25 tahun. Selain itu para pembina asrama memiliki berbagai latar belakang sebagai seorang mahasiswa yang masih aktif berkuliah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan beragama dari pembina asrama SMPIT LHI dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan psikologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi lapangan, serta analisis dokumen. Kemudian data yang didapat dianalisis menggunakan 3 metode yaitu reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan dianalisis menggunakan teori kematangan beragama milik Gordon W. Allport dengan enam kriteria yang menjadi indikatornya. Hasil penelitian menujukkan bahwa pada kriteria well differentiated and self-critical seluruh informan telah sesuai dengan kriteria yang ditandai dengan sikap yang terbuka terkait segala hal. Pada kriteria motivational force, 5 informan mampu melandasi aktivitas mereka dengan dasar-dasar agama sedangkan 5 yang lainnya hanya kondisional saja. Pada kriteria consistency moral, keseluruhan informan telah memiliki aspek moral yang baik dan hanya ada sedikit perbedaan pandangan tentang bagaimana pola pembentukan moral pada anak saja. Kemudian pada kriteria comprehensivess, seluruh informan telah memenuhi kriteria dengan ditandai dengan nilai toleransi yang kuat. Pada kriteria integral, 8 informan menganggap ilmu agama penting namun tidak mengesampingkan pentingnya ilmu umum untuk bisa disinergikan, sedangkan 2 lainnya hanya menganggap penting ilmu agama saja. Pada kriteria heuristic 8 informan telah memiliki arah tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan diimbangi dengan upaya untuk mencapainya, sedangkan 2 lainnya hanya sebatas wacana. Adapun tantangan yang mempengaruhi tingkat kematangan beragama pembina asrama terbagi menjadi dua faktor, yakni tantangan internal dan juga tantangan eksternal. Tantangan internal merupakan tantangan yang berasal dari dalam diri, sedangkan eksternal berasal dari luar diri sendiri. %Z Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, M. Ag.