@mastersthesis{digilib71180, month = {April}, title = {RESEPSI AL-QUR?AN PADA PEMBACAAN WERDINIPUN SURAT AL-FATIHAH DALAM BUDAYA KERATON YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 23205031039 Muhammad Yusuf Darasyiddin A Safa?a}, year = {2025}, note = {Dr. Adib Sofia, S.S., M.Hum}, keywords = {Keraton Yogyakarta, Resepsi Al-Qur?an, Werdinipun Surat Al-Fatihah}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71180/}, abstract = {Surah Al-Fatihah telah divernakularisasi ke dalam bahasa Jawa Kromo oleh Kanjeng Projusuwasono tanpa berdasarkan kaidah bahasa Arab dan ulumul Qur?an, melainkan dengan kaidah tuntunan nembang macapat. Werdinipun Surat Al-Fatihah digunakan sebagai pembuka dalam berbagai kegiatan kebudayaan yang bernuansa Islam di keraton Yogyakarta. Abdi dalem dan umat Muslim telah meyakini bahwa hal tersebut merupakan bentuk komunikasi hamba kepada Tuhan-Nya yang mereka resepsikan melalui pembacaan dengan lantunan irama nembang macapat yang indah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuai proses resepsi Werdinipun Surat Al-Fatihah serta maknanya bagi Keraton Yogyakarta dan masyarakat Muslim. Jenis penelitian ini adalah (field research) kajian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif serta berbasis kajian living Qur?an, dimana sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan Kanjeng Projusuwasono sebagai pencipta Werdinipun Surat Al-Fatihah serta umat Muslim yang mengikuti praktik pembacaan Werdinipun Surat Al-Fatihah, sedangkan data sekunder dari penelitian ini yaitu beberapa data tambahan yang berupa buku, artikel, jurnal, tesis, maupun karya ilmiah lainya yang serupa dengan penelitian ini, yang kemudian dikumpulkan menggunakan beberapa teknik, yaitu observasi, wawancara serta dokumentasi. Setelah data-data terkumpul, selanjutnya menganalisis data melalui reduksi data, penyajian data, kemudian data dianalisis menggunakan teori resespsi Ahmad Rafiq dan juga teori pengetahuan Karl Mannheim. Penelitian ini menyimpulkan bahwa resepsi eksegesis terlihat pada berhasilnya KMT Projosuwasono menerjemahkan surah Al-F{\=a}ti{\d h}ah ke dalam bahasa Jawa, dengan tetap mempertahankan maknanya yang mendalam, untuk resepsi estetis dapat dilihat bahwa tembang ini menunjukkan daya tarik estetika melalui pemilihan diksi dan gaya bahasa yang cermat yang mengikuti prinsip-prinsip tembang macapat, serta dieksekusi dengan irama dan melodi yang indah, dalam resepsi fungsional, tembang ini tidak hanya berfungsi sebagai alat dakwah dan media untuk memahami Al-Qur'an, tetapi juga digunakan dalam berbagai konteks. Sedangkan untuk makna Werdinipun Surat Al-Fatihah, secara objektif, karya ini merupakan adaptasi Al-Qur'an ke dalam tembang macapat yang tersusun dalam delapan bait, dari segi ekspresif, karya ini menjadi jembatan antara tradisi Islam dan kearifan lokal, memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi masyarakat Muslim, serta dihargai oleh masyarakat non-Muslim sebagai ekspresi budaya inklusif. Sedangkan makna dokumenternya tercermin dalam tiga aspek, budaya yang menunjukkan akulturasi efektif antara Islam dan tradisi Jawa, sosial yang menjembatani kesenjangan masyarakat mulai dari aspek sosial maupun aspek agama melalui penggunaan bahasa Jawa krama inggil, serta teologis yang merepresentasikan pendekatan Islam Nusantara yang adaptif terhadap unsur-unsur budaya lokal.} }