%A NIM.: 99353397 Akhmad Masruri Yasin %O Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, MA %T REKONSTRUKSI POLIGAMI %X Dalam sejarah pemikimn keagamaan Islam apa yang disebut dengan ajamn Islam tidak lain adalah hasil interpretasi kaum muslim terhadap teks suci yang terkumpul dalam suatu buku yang disebut al-Qur' an. Interpretasi terhadap al­Qur'an ini selalu mengalami perkembangan (dinamika) yang cukup signifikan, seiring dengan akselerasi perkembangan kondisi sosial dan peradaban manusia, sejak turun hingga sekarang. Fenomena tersebut merupakan konsekuensi logis dari adanya keinginan umat Islam untuk selalu mendialogkan antara al Qur'an sebagai teks (nass) yang universal, dengan perkembangan problem sosial kemanusiaan yang dihadapi manusia sebagai konteks (waqi'i) yang partikular. Hal ini juga merupakan salah satu implikasi dari pandangan teologis umat Islam bahwa al-Qur'an salih li kulli zaman wa makan (al-Qur'an selalu cocok untuk setiap waktu dan tempat). Salah satu problem sosial kemanusiaan yang dihadapi umat Islam saat ini di antaranya adalah persoalan poligami. Persoalan poligami merupakan persoalan pelik umat Islam dalam kaitannya dengan ajaran agama mereka, di samping itu perbincangan mengenai poligami di panggung publik seringkali mengundang kontroversi yang sepertinya tak pernah kunjung selesai. Diskursus tentang persoalan poligami muncul dikarenakan perbedaan kerangka berfikir yang dipakai dalam mendekati persoalan poligami yang pada akhimya berimplikasi pada perbedaan mereka pada tingkat pemahaman. Fenomena ini memberikan inspirasi bagi penyusun untuk menelusuri dan mengungkap lebih jauh kerangka berfikir (landasan epistemologi) yang dibangun dan digunakan oleh sementam orang yang membolehkan poligami, kemudian merumuskan kerangka berpikir yang artikulatif dalam memahami persoalan poligami. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hermeneutik jilosojis kritis, karena kajian ini melibatkan kajian teks, yakni melakukan interpretasi atas teks (teks poligami) secara baru dan makna baru atau melakukan sebuah interpretasi produktif yang bertumpu pada dialektika antara tiga pusaran yang dijadikan starting point atau point of view yaitu the world of the text (aspek kebahasaan ), the world of the author (dunia pengarang teks) dan the world of the reader (dunia pembaca teks) dengan kompleksitas tradisi (bahasa kebudayaan) yang dihadapi, dipahami dan dibangun. Di samping itu faktor-faktor ekstralinguistik (hal-hal di luar bahasa) yang menentukan terbentuknya konteks pemikiran juga dianalisa secara kritis. Berdasarkan metode yang digunakan, maka terungkap bahwa, kerangka berfikir yang digunakan oleh sementara orang yang membolehkan poligami adalah kerangka berfikir atomistik-literalistik-formalistik (hanya bertumpu pada aspek teks dan analisa parsial) dan kerangka berfikir yang artikulatif dalam memahami persoalan poligami adalah hermeneutika Qur'an kritis filosofis (kerangka yang menekankan dialektika antara teks dan konteks) untuk menemukan makna baru. %K hermeneutika Quran; poligami %D 2006 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib71285