eprintid: 71297 rev_number: 11 eprint_status: archive userid: 12243 dir: disk0/00/07/12/97 datestamp: 2025-06-11 04:01:37 lastmod: 2025-06-11 04:01:37 status_changed: 2025-06-11 04:01:37 type: thesis metadata_visibility: show contact_email: muchti.nurhidaya@uin-suka.ac.id creators_name: Ach. Romli, NIM. 98363074 title: ISLAM DAN PANCASILA (ANALISIS PERBANDINGAN ATAS PANDANGAN MOHAMMAD HATTA DAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG DASAR NEGARA INDONESIA) ispublished: pub subjects: 297.413 subjects: id_pancasila divisions: jur_pma full_text_status: restricted keywords: Dasar Negara; Mohammad Hatta; Pancasila; Mohammad Natsir note: Drs. H. Barmawi Mukri, S.H,M.Ag abstract: Penelitian ini menyajikan pandangan Mohammad Hatta dan Mohammad Natsir tentang Islam dan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Yaitu bagaimana pandangan keduanya tentang dasar negara Indonesia yang paling tepat. Serta bagaimana hubungan Islam dan Pancasila dalam konteks keindonesiaan. Dalam melakukan pembahasan ini, penyusun menggunakan data-data kepustakaan yang ditulis oleh kedua tokoh tersebut ( data primer), dan data-data Iain yang terkait dengan tema pembahasan ini (data sekunder). Data-data yang terkumpul kemudian dianalisis secara menda!am dengan rnenggunakan instrumen analisis deduktif-induktif dan komparatif mela!ui pendekatan sosio-historis dan normatif (fiqh ). Dalam penelitian ini dihasi!kan suatu kesimpulan bahwa Hatta tidak sepakat untuk mernformalkan Islam sebagai dasar negara, dan sebaliknya melihat bahwa Pancasila merupakan so!usi alternatif bagi bangsa Indonesia yang pluralistik. Islam tidak perlu dijadikan sebagai dasar negara karena nilai-nilai yang terkandung da!am Pancasila iu sejalan dengan nilai-nilai substantif Islam. Berbeda dengan Hatta, meskipun Natsir melihat kesesuaian Pancasila dengan nilai-nilai ajaran Islam, ia tetap menghendaki Islam sebagai dasar negara. Karena menurutnya, dengan menerima Islam sebagai dasar negara maka nilai-nilai Pancasila akan termuat didalamnya. Perbedaaan ini berangkat dari pengaruh sosio-kultural maupun setting politik yang mengitarinya. Hatta relatif berwarna dalam pola relasinya dengan lingkungan, tradisional-sufistik, Modernis Islam dan Pendidikan Barat. Hal ini berimplikasi pada pemikiran Hatta yang tampak afektif, liberal, inklusif dan kosmopolotan. Sedangkan, Natsir hidup dalam lingkungan yang relatif konstan, modernis Islam. Pendidikan Barat yang ditempuhnya justru mengukuhkannya sebagai tokoh modernis Islam terkemuka dimasanya. Sebagai tokoh modernis lainnya, Natsir tampak gamang dalam pola pemikirannya. Di satu saat, ia tampak cukup liberal, tetapi disaat yang lain ia tampak rigid, ekslusif dan tekstual. date: 2004-08-04 date_type: published pages: 138 institution: UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA department: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM thesis_type: skripsi thesis_name: other citation: Ach. Romli, NIM. 98363074 (2004) ISLAM DAN PANCASILA (ANALISIS PERBANDINGAN ATAS PANDANGAN MOHAMMAD HATTA DAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG DASAR NEGARA INDONESIA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71297/1/98363074_Bab%20I_Bab%20V_Daftar%20Pustaka.pdf document_url: https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71297/2/98363074_Bab%20II_Bab%20III_Bab%20IV.pdf