%0 Thesis %9 Masters %A Ainur Rahman, NIM.: 23202011038 %B FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI %D 2025 %F digilib:71589 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K komunikasi politik; kampanye; PKS; media sosial %P 187 %T STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PADA KAMPANYE PKS (Studi kasus Pilkada Bupati & Wakil Bupati Kabupaten Bantul 2024) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71589/ %X Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 serentak dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia pada 27 November 2024. Pada Pilkada Kabupaten Bantul menarik perhatian karena terjadi sebuah koalisi antara PDI-Perjuangan dan PKS, mengingat keduanya belum pernah berkoalisi untuk mendukung Paslon dalam Pilkada. Paslon yang di dukung sebagai Bupati adalah Joko B Purnomo dan Rony Wijaya Indra Gunawan sebagai Wakil Bupati Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Peneliti bertujuan untuk menggambarkan dan memahami alasan terbentuknya koalisi PKS dan PDI-Perjuangan di Bantul, strategi komunikasi politik dan tantangan komunikasi politik PKS dalam mengkampanyekan. Terbentuknya koalisi antara PKS dan PDI-Perjuangan di Pilkada Bantul 2024 terbentuk karena memiliki Kesamaan tujuan, meningkatkan kekuatan politik kedua partai untuk meraih banyak suara dan membangun citra positif PKS yang di pandang radikal. Strategi komunikasi politik pada kampanye PKS. Pertama, PKS mencoba menyampaikan sebuah pesan-pesan politik terkait dengan program-program kerja dengan memperhatikan segmentasi audiens dan strategi dalam penyampaian pesan-pesan politiknya berdasarkan pada karakteristik pemilih sekaligus melakukan serap aspirasi untuk mengetahui kebutuhan warga. Kedua, terkait dengan strategi komunikasi politik dalam kampanye PKS untuk mengajak pemilih, PKS melakukan gerakan terjun langsung kepada Masyarakat dengan kegiatan Spreading, Direct Selling dan door too Door, penyebaran baner, mengadakan sebuah pertunjukan, kegiatan-kegiatan komunitas dan melakukan Mobilisasi Massa kepada warga untuk menghadiri TPS. Terakhir tantangan PKS dalam kampanye politik keterbatasan Sumber Daya, Citra Buruk PKS Radikal, Kerja sama tim Kurang Maksimal, Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati kurang Sejalan, penolakan dalam menyampaikan Pesan Kampanye, kurang memanfaatkan media sosial dalam kampanye, Tim Penyelenggara Pilkada Kurang Maksimal, jarak pemilihan legislatif dan eksikutif terlalu dekat dan terakhir ada transaksi mony politik. %Z Dr. Hamdan Daulay, M.Si., M.A.