%A NIM.: 21105030035 Mishbah Nur Ihsan Al Hafis %O Dr. Phil. Mu'ammar Zayn Qadafy, M.Hum. %T KAJIAN SINKRONIK-DIAKRONIK TERHADAP QS AL BURUJ %X QS al Burūj banyak didiskusikan oleh kesarjanaan tafsir, baik klasik maupun kontemporer. Diskusi terkait surah ini dominan berkaitan dengan kesejarahan Aṣḥāb al Ukhdūd, yang oleh banyak sarjana mengaitkan redaksi tersebut dengan beberapa kisah kesyahidan Kristiani. Beberapa literatur terkait surah ini yang menggunakan perspektif historis kritis, menyebutkan ayat 7-11 dalam surah ini merupakan struktur yang didatangkan belakangan. Dalam hal ini, peneliti hendak mempertanyakan pertama, bagaimana fitur-fitur tekstual internal seperti panjang ayat, pola sajak, dan penanda gaya bahasa dapat membantu mengidentifikasi lapisan kronologis yang berbeda dalam Surah al Burūj. Kemudian kedua adalah bagaimana ayat-ayat yang sangat panjang atau secara tematis tidak berhubungan (QS. Al Burūj: 7-11) dipahami sebagai lapisan kronologis yang berbeda. Untuk menunjang analisis peneliti tersebut, penelitian ini meminjam pendekatan sinkronik-diakronik yang diusung oleh Marianna Klar, yang sekaligus berdiri dalam barisan kritik historis. Melalui perspektif tersebut, peneliti akan melakukan; pertama, analisis struktur tematik QS al Burūj dan memecahnya menjadi blok-blok struktural yang relatif koheren. Kedua, peneliti akan melakukan analisis rima yang menyusun QS al Burūj. Langkah ketiga, yaitu analisis diakronik yang meliputi; analisis penanda diakronik, crossreference dengan struktur tematik dan rima, dan terakhir mendiskusikan hipotesis mengapa ayat 7-11 dianggap sebagai interpolasi. Peneliti juga akan melakukan analisis intertekstualitas dengan teks-teks yang relevan dengan QS al Burūj untuk menyediakan konteks historis yang segar. Hasilnya, peneliti beranggapan ayat 8-11 sebagai interpolasi yang ditambahkan belakangan, dengan argumen mempertahankan koherensi tema dan kepaduan rima. Pandangan ini mengkritisi pemilahan Angelika Neuwirth yang menilai ayat 7-11 sebagai bagian dari interpolasi yang ditambahkan belakangan, yang dilakukan sebanyak dua kali upaya penambahan. Hasil analisis ini juga memperkuat bahwa asosiasi para mufassir akan surah ini terhadap kisah kesyahidan cukup argumentatif, dibuktikan dengan beberapa inskripsi yang membicarakan kesyahidan yang terjadi beberapa waktu xvi sebelum Islam. Hasil ini turut pula mengkritisi pandangan Neuwirth dan sarjana lain yang menolak kehistorisan ayat ini terhadap kisah kesyahidan. %K ashab al ukhdud; historis-kritis; sinkronik-diakronik %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib71678