TY - THES N1 - Dr. Muhammad Akmaluddin, M.S.I ID - digilib71790 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71790/ A1 - Rahmatul Zahara, NIM.: 23205031108 Y1 - 2025/05/13/ N2 - Distorsi makna dalam terjemahan al-Qur?an merupakan penyimpangan makna dari teks sumber yang dapat mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap pesan asli yang terkandung dalam al-Qur?an. Salah satu bentuk terjemahan yang berpotensi menimbulkan distorsi makna adalah terjemah bersajak, seperti karya Tgk. Mahjidin Yusuf dalam Al-Qur?an Al-Kar?m Terjemah Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh. Terjemahan tersebut menggabungkan keindahan bahasa dan sastra dengan nilai-nilai lokal budaya Aceh. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang mendalam untuk mengetahui apakah unsur puitis dalam terjemah bersajak tersebut tetap mampu menyampaikan pesan asli al-Qur?an secara tepat, atau justru menyebabkan penyimpangan makna. Penelitian ini tergolong kajian kepustakaan (library research) dengan pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk distorsi makna yang terjadi dalam penerjemahan bebas bersajak serta menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Pisau analisis dalam kajian ini menggunakan teori ekuivalensi dalam penerjemahan yang dikembangkan oleh Mona Baker. Data utama adalah terjemahan Surat Yasin dalam Al-Qur?an Al-Kar?m Terjemah Bebas Bersajak dalam Bahasa Aceh yang kemudian dianalisis dengan membandingkan antara teks terjemahan tersebut dengan teks asli al-Qur?an (bahasa Arab) dan terjemahan standar Kementerian Agama Republik Indonesia. Teknik analisis dilakukan secara deskriptif-analitis, fokus pada distorsi makna di tiga tingkatan level dalam ekuivalensi Mona Baker, yaitu: level kata, level gramatikal, dan level Pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, distorsi makna dalam terjemahan tersebut terjadi dalam beberapa bentuk, yaitu penambahan kata, frasa, dan kalimat, penghilangan unsur-unsur penting dalam teks sumber, perubahan struktur kalimat serta penggantian istilah yang menyebabkan pergeseran makna. Adapun faktor penyebab distorsi antara lain adalah: pertama, faktor ideologi penerjemahan yang menggunakan pendekatan interpretatif dan domestikasi budaya lokal Aceh. Kedua, faktor subjektivitas penerjemah yang mengutamakan keindahan sajak dalam pemilihan diksi dengan gaya puitis, cenderung menghadirkan makna-makna al-Qur?an dengan penyesuaian terhadap nilai, idiom, dan ungkapan khas masyarakat Aceh, sehingga teks yang seharusnya bersifat universal menjadi terikat pada konteks lokal. Hal ini memperkuat penerimaan budaya, namun berisiko mempersempit makna universal ayat-ayat al-Qur?an. Dengan demikian, diperlukan kehati-hatian dalam menghadirkan terjemahan al-Qur?an yang bersifat puitis, agar keindahan tidak mengorbankan substansi makna asli al-Qur?an. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - distorsi makna; terjemah bersajak; Bahasa Aceh M1 - masters TI - DISTORSI MAKNA DALAM Al-QUR?AN TERJEMAH BEBAS BERSAJAK BAHASA ACEH KARYA TGK. MAHJIDIN YUSUF AV - restricted EP - 216 ER -