TY - THES N1 - Asep Nahrul Musadad, S.Th.I, M.Ag. ID - digilib71828 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71828/ A1 - Mochammad Hasanudin, NIM.: 21105030098 Y1 - 2025/06/11/ N2 - Diantara cabang kajian dalam studi al-Qur?an adalah wacana Isr???liyy?t yang terdapat dalam kitab-kitab tafsir. Isra?iliyyat sendiri merupakan cerita-cerita yang berasal dari tradisi Yahudi dan Kristen yang masuk ke dalam literatur tafsir al-Qur?an. Sebagai kumpulan narasi dari tradisi Yahudi dan Kristen, Isr???liyy?t telah mewarnai tafsir al-Qur?an sejak masa awal Islam. Meskipun sering digunakan untuk memperjelas ayat-ayat kisah, keberadaannya menimbulkan perdebatan terutama ketika kandungannya bertentangan dengan prinsip akidah atau tidak memiliki dasar yang kuat dalam al-Qur?an. Hadi Ma'rifah sebagai seorang ulama Syi'ah kontemporer dengan kitabnya al-Tafs?r wa al-Mufassir?n f? Tsaubihi al-Qasy?b memberikan analisis kritis terhadap Isr???liyy?t, khususnya dalam konteks polemik dengan karya Husain ad-Dzahabi. Dengan menggunakan pendekatan yang mencakup analisis isi (content analysis) serta teknik deskriptif-analitis terhadap bentuk, sumber, dan validitas kisah-kisah Isr???liyy?t, peneliti menemukan dua persoalan utama yang menjadi perhatian dalam mengkaji serta menelaah karya Hadi Ma?rifah al-Tafs?r wa al-Mufassir?n f? Tsaubihi al-Qasy?b, yakni pertama, bagaimana beliau mengkategorikan tafsir Isr???liyy?t serta sejauh mana pendekatannya sejalan atau berbeda dengan tradisi tafsir Sunni, dan kedua, bagaimana kriteria penilaian beliau terhadap validitas tafsir Isr???liyy?t dalam konteks tafsir al-Qur?an. Dari hasil analisis serta telaah terkait Pemetaan Tafsir Isr???liyy?t dalam al-Tafs?r wa al-Mufassir?n f? Tsaubihi al-Qasy?b, Hadi Ma?rifah mengklasifikasikan Isr???liyy?t ke dalam tiga kategori sebagaimana para mufassir sebelumnya yakni, maqbul, mardud dan mutaraddid. Selain itu, ia juga membedakan berdasarkan bentuk transmisinya, baik secara lisan maupun melalui naskah tertulis dari Ahlul Kitab. Ia tidak menolak Isr???liyy?t secara mutlak, melainkan menyaringnya berdasarkan validitas sanad serta kesesuaian dengan prinsip akidah dan syariat Islam. Meskipun berasal dari mazhab Syi?ah, H?d? Ma?rifah justru banyak merujuk ulama Sunni seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir, dan ad-Dzahab?. Pendekatan ini membuktikan bahwa pemikiran Syi?ah dapat bersinergi dengan tradisi tafsir Sunni dalam menjaga otentisitas teks, sekaligus menepis asumsi eksklusivitas mazhab. Pada dasarnya penilaian H?d? Ma?rifah terhadap Isr???liyy?t bersifat afirmatif, merepresentasikan kesinambungan dan perpanjangan dari tradisi tafsir Sunni dengan modifikasi minor. Hal ini sekaligus menunjukkan adanya irisan metodologis antara ulama Sunni khsusunya al-Dzahabi, bahkan dalam menyantumkan contoh-contoh kisah Isr???liyy?t, Hadi Ma?rifah hampir secara keseluruhan banyak kesamaan dengan kitab al-Isr???liyy?t wa al-Maw????t f? Kutub al-Tafs?r karya Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah. Kontribusi utama H?d? Ma?rifah terletak pada upayanya menjembatani dua mazhab besar dengan prinsip tafsir yang selektif, objektif, dan ilmiah, serta memperkuat kritik terhadap Isr???liyy?t dalam konteks tafsir kontemporer. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - Hadi Ma?rifah; al-Tafs?r wa al-Mufassirun f? Tsaubihi al-Qasyib; kritik tafsir; Tradisi Sunni M1 - skripsi TI - PEMETAAN TAFSIR ISRA?ILIYYAT PERSPEKTIF HADI MA?RIFAH DALAM KITAB AL-TAFSIR WA AL-MUFASSIRUN FI TSAUBIHI AL-QASYIB AV - restricted EP - 139 ER -