@phdthesis{digilib71829, month = {June}, title = {PERLAWANAN TERHADAP PATRIARKI: REPRESENTASI PEREMPUAN PERACIK SAUS KRETEK DALAM FILM GADIS KRETEK}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21105040034 Khoirotul Mahmudah}, year = {2025}, note = {Dr. Rr. Siti Kurnia Widiastuti, S.Ag., M.Pd., M.A.}, keywords = {patriarki; representasi perempuan; Peracik Saus Kretek}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71829/}, abstract = {Budaya patriarki masih menjadi budaya yang berkembang di Indonesia, khususnya masyarakat Jawa pada masa kejayaan industri kretek. Seperti yang tergambar dalam film Gadis Kretek, adanya tindak ketidaksetaraan gender yang merugikan perempuan dalam keterbatasan dan menentukan tujuan hidup, bahkan mitos-mitos dalam tradisi industri kretek merupakan konstruksi masyarakat yang dibangun kaum laki-laki agar tetap berada pada posisi subordinasi untuk menekan ruang gerak perempuan di ranah sosial. Dominasi laki-laki menentang adanya keterlibatan perempuan dalam proses pembuatan kretek, khususnya peracik saus kretek yang hanya menjadi pekerjaan kaum laki-laki, karena dunia kretek diyakini sebagai dunia maskulinitas kaum laki-laki. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa perempuan peracik saus kretek memiliki kapasitas untuk melakukan upaya-upaya dalam melawan dominasi patriarki melalui peran dan kedudukannya yang terbentuk dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Observasi dilakukan secara langsung pada film Gadis Kretek melalui setiap scene (potongan adegan) yang memuat topik budaya patriarki beserta upaya perlawanannya. Dokumentasi dilakukan sebagai pelengkap data yang diambil melalui tangkapan layar dari setiap scene mengenai topik tersebut. Menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes sebagai teknik analisis, yaitu berhubungan dengan penandaan makna melalui denotasi, konotasi, dan mitos. Penelitian ini juga didukung dengan teori feminisme eksistensialis Simone De Beauvoir, untuk menjelaskan mitos budaya patriarki yang memicu adanya ketidakadilan terhadap perempuan, serta memberikan analisis mendalam mengenai strategi perlawanan sebagai respons terhadap ancaman kebebasan perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Gadis Kretek merupakan bentuk penggambaran perempuan yang terbelenggu dalam budaya patriarki. Representasi perempuan peracik saus kretek memiliki peran dan kedudukan yang sentral melalui kontribusi dan keahliannya di dunia industri kretek. Namun, keberadaannya justru menjadi permasalahan sosial karena tindakannya bertentangan dengan sistem patriarki di dalam keluarga dan tradisi industri kretek. Kesadaran dan strategi kebebasan perempuan, serta bentuk dukungan dan motivasi dari orang lain merupakan hal yang perlu dilakukan untuk menyingkirkan mitos-mitos budaya patriarki. Bentuk-bentuk perlawanan perempuan peracik saus kretek ditampilkan melalui upayanya dalam mempertahankan kebebasan (otonomi), pengetahuan, kreativitas, serta pengalaman dan keahliannya. Hal ini selaras dengan konsep feminisme eksistensial mengenai eksistensi perempuan sebagai subjek yang merdeka di tengah dominasi patriarki industri kretek. Tindakan demikian tidak hanya pada penolakan terhadap sistem patriarki, tetapi juga menjadi upaya nyata dalam menciptakan keadilan gender, serta penerimaan dan pengakuan sosial terhadap perempuan yang setara dengan kaum laki-laki.} }