@mastersthesis{digilib71866, month = {June}, title = {PENGUATAN SIKAP MODERASI BERAGAMA DALAM UPAYA MENCEGAH RADIKALISME SISWA DI SMAN 1 DEPOK YOGYAKARTA}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 23204011088 Sonia Isna Suratin}, year = {2025}, note = {Prof. Dr. H. Mahmud Arif, M. Ag.}, keywords = {moderasi beragama; radikalisasi; religious moderation}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71866/}, abstract = {Indonesia sebagai negara multikultural menghadapi tantangan radikalisme yang mengancam keberagaman dan keutuhan bangsa. Pelajar menjadi kelompok rentan terpapar paham radikal, khususnya melalui media sosial dan lingkungan yang minim literasi kebangsaan. Survei BNPT (2020) dan kasus remaja terafiliasi JAD (2021) menegaskan pentingnya penguatan moderasi beragama. Pendidikan inklusif dan kolaboratif menjadi sarana strategis membentuk karakter siswa yang toleran dan terbuka, agar pelajar tumbuh sebagai agen perdamaian yang menjaga kerukunan sosial dan memperkuat persatuan dalam keberagaman. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Subjek penelitian meliputi kepala sekolah, guru agama, dan perwakilan siswa dari setiap agama yang ada di SMAN 1 Depok Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan teknik kondensasi, penyajian, dan penarikan kesimpulan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang sikap moderasi beragama di lingkungan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, desain penguatan sikap moderasi beragama di SMAN 1 Depok Yogyakarta fokus pada integrasi nilai moderasi dalam kurikulum dan kegiatan sekolah, dengan visi akhlak mulia sebagai landasan utama menciptakan lingkungan inklusif bagi siswa dari berbagai agama. Kedua, implementasi dilakukan melalui pelatihan, seminar, dan kegiatan lintas agama yang melibatkan siswa secara aktif, menggunakan metode ceramah, diskusi, dan pengalaman langsung agar nilai moderasi tidak hanya dipahami tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, dampaknya terlihat dari perilaku siswa yang semakin inklusif, toleran, berkomitmen pada nilai kebangsaan, serta mampu menghindari konflik agama, sehingga tercipta lingkungan sekolah harmonis dan bebas sikap ekstremis sebagai wujud keberhasilan pembentukan karakter moderat dalam masyarakat pluralistik.} }