%0 Thesis %9 Skripsi %A Siti Hauraa Nafiisa, NIM.: 21103050036 %B FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM %D 2025 %F digilib:71941 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K hadanah; blind children; technology %P 109 %T INOVASI TEKNOLOGI DALAM HADANAH ANAK TUNANETRA: STUDI DI YAYASAN KESEJAHTERAAN TUNANETRA ISLAM (YAKETUNIS) YOGYAKARTA %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71941/ %X Tantangan pengasuhan anak tunanetra di era kemajuan teknologi menjadi isu penting, terutama dalam konteks hukum keluarga Islam yang menempatkan hadanah sebagai upaya utama untuk menjamin hak dan perlindungan anak. Pemanfaatan inovasi teknologi dalam pengasuhan anak tunanetra tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas hadanah, tetapi juga memastikan terpenuhinya hak-hak anak sesuai prinsip hukum keluarga Islam. Di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta, penerapan teknologi dalam pengasuhan anak tunanetra menjadi fokus kajian, terutama dilihat dari perspektif maqāṣid al-syarī’ah yang menekankan kesejahteraan dan kebutuhan dasar manusia. Namun, masih terdapat tantangan dalam mengintegrasikan inovasi teknologi secara efektif dalam praktik pengasuhan di lingkungan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan normatif. Pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif analitis dengan fokus pada pengumpulan informasi secara mendalam. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan pihak terkait di Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis) Yogyakarta untuk memperoleh gambaran pemanfaatan teknologi dalam pengasuhan anak tunanetra. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan metode induktif untuk mengkaji data serta mengaitkannya dengan kerangka normatif. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah maqāṣid al-syarī’ah yang dipopulerkan oleh asy-Syatibi, khususnya konsep al-ḍarūriyat al-khams yang menekankan lima kebutuhan dasar manusia dalam mencapai kesejahteraan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan anak tunanetra di Yaketunis Yogyakarta menitikberatkan pada pengembangan kemandirian dan keterampilan sosial anak. Meskipun pemanfaatan teknologi masih terbatas, metode pengasuhan yang diterapkan seperti penggunaan braille dan smartphone, berhasil menciptakan lingkungan inklusif dan responsif terhadap kebutuhan anak. Dengan pola asuh yang tepat dari orang tua dan pengasuh, anak tunanetra dapat mengembangkan potensi secara maksimal. Teknologi berperan penting dalam mendukung efektivitas pengasuhan dan membantu anak melatih kemandirian untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman serta memenuhi kebutuhan mereka secara optimal dalam ḥifẓ ad-din (menjaga agama), ḥifẓ al-nafs (menjaga jiwa), ḥifẓ al-'aql (menjaga akal), ḥifẓ al-nasl (menjaga keturunan), serta ḥifẓ al-māl (menjaga harta), sesuai dengan prinsip maqāṣid al-syari’ah. %Z Dr. Samsul Hadi, S.Ag., M.Ag.