%0 Thesis %9 Skripsi %A Mohammad Azka Tahiyya, NIM.: 21105010015 %B FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM %D 2025 %F digilib:71998 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Al-Haqiqah al-Muḥammadiyyah, Sufisme, Ibn ‘Arabi %P 156 %T AL-HAQIQAH AL-MUHAMMADIYYAH DALAM PERSPEKTIF SUFISME: STUDI TERHADAP PEMIKIRAN IBN ARABI (1165–1240) %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/71998/ %X Al-Haqiqah al-Muhammadiyyah (Hakikat Muhammad) ialah salah satu tema paling fundamental dalam kajian tasawuf, yang dipahami sebagai Cahaya Ilahi; prinsip kreatif kosmologis; dan manifestasi teofani Ilahi. Dengan kata lain, tradisi sufisme hendak memuliakan hakikat ini melebihi seluruh ciptaan, bahkan menempatkannya persis di bawah Keagungan Ilahi. Hal ini didasarkan sebuah hadis yang sangat populer di kalangan para sufi, yang kurang-lebih diterjemahkan menjadi, “Jika bukan karenamu (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan alam semesta.” Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah dan perkembangan pemikiran mengenai al-Haqiqah al-Muhammadiyyah, yang puncaknya ada pada pemikiran Ibn Arabi. Penelitian ini berbasis studi kepustakaan, dengan menggunakan metode kualitatif. Data primer penelitian ini ialah Kitab al-Futuhat al-Makkiyyah dan Anqa’ Maghrib karya Ibn Arabi; sedangkan data sekundernya ialah karya-karyanya yang lain, juga Kitab al-Insan al-Kamil karya al-Jili, serta berbagai tulisan otoritatif yang terkait dengan tema pembahasan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis untuk menelaah bagaimana konsep al-Haqiqah al-Muhammadiyyah dalam sejarah dan perkembangan sufisme, terkhusus dalam pemikiran Ibn Arabi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibn Arabi membawa perkembangan besar terhadap konsep al-Haqiqah al-Muhammadiyyah. Ide-idenya dibangun atas gagasan pendahulunya seperti: al-Tustari (818–896); para pemikir Ismaili (abad ke-10–11); serta al-Qudat (1098–1131). Ibn Arabi melangkah lebih jauh dengan menggunakan istilah tajalli dan nuskh untuk merujuk al-Haqiqah al-Muhammadiyyah sebagai manifestasi tertinggi Esensi Tuhan. Pemikiran tentang al-Haqiqah al-Muhammadiyyah mencapai puncaknya di tangan Ibn Arabi, sehingga turut memengaruhi para pemikir setelahnya seperti al-Fargani (w. 1300), al-Kasyani (w. 1329), dan al-Burhanpuri (w. 1620). %Z Dr. Waryani Fajar Riyanto, S.H.I, M.Ag.