@phdthesis{digilib72011, month = {June}, title = {ORIENTASI KEAGAMAAN NON MUSLIM DALAM KEGIATAN DAKWAH GUS IQDAM DI MAJELIS SABILU TAUBAH KABUPATEN BLITAR}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 21105020077 Rahma Dwi Uswatun Khasanah}, year = {2025}, note = {Dr. Ustadi Hamsah, S.Ag., M.Ag}, keywords = {Orientasi, Sikap, Perilaku, Toleransi}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72011/}, abstract = {Penelitian ini mengangkat fenomena keterlibatan non Muslim dalam kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Gus Iqdam di Majelis Sabilu Taubah Blitar, Jawa Timur. Secara umum, dakwah dipahami sebagai aktivitas yang bersifat internal umat Islam, namun dalam konteks ini terjadi pembauran lintas keyakinan yang jarang ditemukan dalam praktik dakwah pada umumnya. Keikutsertaan non Muslim tidak hanya sebagai penonton, namun juga sebagai pihak yang menunjukkan orientasi positif terhadap nilai-nilai yang disampaikan. Keunikan ini memberikan kontribusi baru dalam kajian dakwah dan hubungan antarumat beragama di Indonesia. Sebagai landasan teori, penelitian ini menggunakan konsep orientasi keagamaan yang dikemukakan oleh Gordon W. Allport. Allport membedakan dua jenis orientasi keagamaan, yaitu orientasi intrinsik dan ekstrinsik. Orientsi intrinsik menggambarkan individu yang menghayati agama sebagai tujuan itu sendiri, sedangkan orientasi ekstrinsik merujuk pada mereka yang memanfaatkan agama untuk tujuan sosial atau pribadi tertentu. Dalam konteks kegiatan dakwah Gus Iqdam, teori ini digunakan untuk mengkaji motivasi non Muslim dalam berpartisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi non Muslim dalam kegiatan dakwah tersebut didorong oleh berbagai faktor, termasuk nilai-nilai sosial serta ketertarikan terhadap ajaran dan praktik keagamaan yang disampaikan oleh Gus Iqdam. Mereka mengapresiasi nilai-nilai universal yang disampaikan, seperti kasih sayang, persaudaraan, serta semangat hidup damai tanpa kekerasan. Partisipasi ini berdampak pada sikap keberagaman mereka yang menjadi lebih inklusif, terbuka terhadap perbedaan, dan menghargai keberagaman dalam kehidupan sosial keagamaan. Secara perilaku, tampak adanya peningkatan dalam praktik toleransi antarumat beragama dan keterlibatan dalam kegiatan sosial lintas iman. Temuan ini menegaskan bahwa dakwah yang bersifat humanis dan merangkul, seperti yang dilakukan Gus Iqdam, mampu mendorong perubahan positif lintas batas agama.} }