%A NIM.: 23200011055 Fadhilatillaili Arianingsih %O Dr. Witriani, S.S., M.Hum %T AGENSI PEREMPUAN BERCADAR DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA: ANALISIS PRAKTIK RELIGIUS DAN PEMBENTUKAN DIRI %X Cadar menjadi salah satu simbol identitas dan kesalehan yang sering digunakan untuk membatasi akses perempuan ke ruang publik. Dengan masuknya era reformasi, perempuan bercadar juga mengalami berbagai tantangan baru yang mempengaruhi posisi dan peran mereka terutama dalam konteks Islam yang telah membawa tantangan yang kompleks. Beberapa perempuan menemukan kekuatan dan identitas dalam praktik keagamaan, yang lain merasa terbatasi oleh normanorma yang ketat. Dari pernyataan tersebut, penelitian ini ingin menanggapi tiga pertanyaan penting, yaitu: Pertama, bagaimana proses agensi yang dilakukan oleh perempuan bercadar di UIN Sunan Kalijaga. Kedua, bagaimana negosiasi yang dilakukan oleh perempuan bercadar di UIN Sunan Kalijaga. Ketiga, agensi kebebasan seperti apa yang ditawarkan dan disuarakan oleh para perempuan bercadar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teori agensi yang dikonseptualisasikan oleh Saba Mahmood dalam karya penelitiannya terhadap gerakan keagamaan perempuan dalam menjalankan praktik-praktik religius. Secara khusus, pandangan Saba Mahmood menarik perhatian terhadap kontribusi bentuk-bentuk agensi perempuan bercadar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan beberapa pilihan dalam dirinya diantara pilihan sadar tubuhnya, perlawanan dan dominasi kekuasaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara daringluring, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontroversi yang terjadi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terhadap kode etik penggunaan cadar di kampus menambah kerumitan bias-bias gender terhadap eksplorasi tubuh perempuan dalam menjalankan praktik-praktik keagamaan perempuan bercadar. Dalam hal ini perempuan bercadar menciptakan dualisme dimana perempuan harus menavigasi antara kebebasan yang baru diperoleh dan tuntutan yang datang dari pandangan sosial dan keagamaan. Mereka juga dihadapkan pada dilema untuk mempertahankan identitas cadar dan hak mereka sambil memenuhi ekspektasi yang ditetapkan oleh masyarakat dan institusi pendidikan. Hal ini menciptakan dinamika yang rumit dalam perjuangan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan dan pengakuan, di mana mereka harus terus-menerus beradaptasi dan berjuang melawan berbagai bentuk kontrol yang muncul dari sumber-sumber baru, baik dari institusi keagamaan, institusi pendidikan maupun norma-norma sosial yang mengakar %K Perempuan, Cadar, Agensi, Negosiasi %D 2025 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %L digilib72155