@phdthesis{digilib72562, month = {January}, title = {PENGETAHUAN DAN PENGAMALAN SHOLAT PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL BUS PURWOREJO}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 88220221 Chayatiningsih}, year = {1994}, note = {Drs. Abd. Rahman.M. dan Drs Abror Sodik}, keywords = {sholat; pengetahuan; pengamalan; pedagang asongan; terminal bus.}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72562/}, abstract = {Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pedagang asongan di Terminal Bus Purworejo memiliki aktivitas yang padat dan menuntut, sehingga dikhawatirkan memengaruhi perhatian mereka terhadap kewajiban ibadah, khususnya sholat lima waktu. Sholat sebagai tiang agama memiliki kedudukan sentral dalam kehidupan seorang muslim, namun kesibukan berdagang sering kali menjadi faktor penghambat pengamalannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan pedagang asongan mengenai syarat, rukun, dan bacaan sholat, serta untuk menelaah sejauh mana pengamalan sholat lima waktu dilakukan dalam keseharian mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan angket yang diberikan kepada pedagang asongan di Terminal Bus Purworejo, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan teknik distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang asongan memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai syarat, rukun, dan bacaan sholat. Namun dalam praktiknya, pengamalan sholat lima waktu belum sepenuhnya konsisten, terutama karena faktor kesibukan berdagang, keterbatasan tempat ibadah, serta lemahnya kesadaran religius sebagian responden. Meski demikian, terdapat pula faktor pendukung seperti adanya musholla di terminal, dorongan dari organisasi pedagang, dan kesadaran individu yang cukup tinggi pada sebagian pedagang. Kesimpulannya, pedagang asongan di Terminal Bus Purworejo pada dasarnya memahami kewajiban sholat, namun pelaksanaannya masih dipengaruhi oleh kondisi eksternal maupun internal. Upaya pembinaan melalui penyuluhan keagamaan dan penguatan fasilitas ibadah sangat diperlukan agar pengetahuan dapat diimbangi dengan pengamalan yang lebih konsisten.} }