TY - THES N1 - Pembimbing: Drs. Harith Abdoussalaam ID - digilib72727 UR - https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72727/ A1 - M.Berlian Rayes, NIM.: 9252 1224 Y1 - 2025/07/29/ N2 - Berbicara tentang dosa tentu kita tidak bisa lepas dari sejarah keberadaan umat manusia di dunia ini, hal mana seperti diketahui bahwa kepergian Adam dan Hawa dari taman firdaus yang digambarkan tempat yang sangat menyenangkan itu merupakan suatu bentuk murka Allah kepada Adam dan Hawa yang telah membangkang dan melanggar perjanjian dengan Allah, agar manusia tidak memakan buah larangan tersebut. Tetapi kenyataannya manusia melanggamya atas bujukan dan rayuan setan. lnilah awal dari sejarah kedosaan dan pembangkangan umat manusia kepada Allah Tuhannya. Yang dalam agama Kristiani disebut dosa asal, dosa pertama atau disebutjuga dosa turunan. Pembangkangan dan kesombongan itu akhirnya tidak hanya dilakukan oleh manusia pertama saja. Yaitu Adam dan Hawa, tetapi juga dilakukan oleh manusia-manusia selanjutnya sebagai suatu bentuk penolakkan terhadap Allah dan cinta kasih. Dosa dalam Alkitab tidak sekedar penolakkan terhadap terhadap Allah semata tetapi juga penolakkan dan pengingkaran terhadap sesamanya, yang mengakibatkan terjadinya banyak peperangan dan kerusakan di muka bumi. Dalam perkembangan selanjutnya dosa pada akhirnya ikut mengalami perkembangan. Di dalam Gereja Katolik Roma dikenal bermacam-macam jenis dosa, seperti dosa besar, dosa ringan, dosa pokok, dosa sosial. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode Fenomenologis, Kesimpulan penelitian ini bahwa dalam ajaran Gereja Katolik, dosa didefinisikan sebagai penolakan terhadap Allah dan kasih-Nya, yang termanifestasi dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Konsep ini berawal dari dosa asal yang dilakukan oleh Adam dan Hawa, menjadi sumber dari semua dosa yang dilakukan manusia, baik itu dosa berat, ringan, pokok, maupun sosial. Akar dari dosa adalah kesombongan dan keangkuhan manusia yang lebih memilih untuk menyembah ciptaan daripada Sang Pencipta. Akibatnya, dosa tidak hanya merusak hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga membuat hidup terasa hampa, tanpa arah, dan mendatangkan murka ilahi yang juga merugikan sesama. Untuk mengatasi dampak dosa, manusia membutuhkan keselamatan yang hanya dapat diperoleh melalui Allah dan Yesus Kristus sebagai Penebus Dosa. Dalam konteks ini, Gereja berperan sebagai perantara keselamatan, karena Yesus telah memberikan kuasa kepada para rasul dan penerus mereka untuk mengampuni dosa. Dengan demikian, bagi pendosa, pertobatan menjadi langkah krusial. Pertobatan ini tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi juga harus dibarengi dengan tindakan nyata dan ketulusan hati. Gereja, yang dikuduskan oleh Roh Kudus, menjadi sarana utama bagi pendosa untuk kembali suci di hadapan Allah dan memulihkan hubungan yang telah rusak. PB - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA KW - tradisi; dosa; keselamatan dan tobat M1 - skripsi TI - DOSA DALAM GEREJA KA TOLIK ROMA AV - restricted EP - 90 ER -