%0 Thesis %9 Skripsi %A Walidi, NIM.: 91341331 %B FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM %D 1997 %F digilib:72789 %I UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA %K Wali Nikah, Imam Abu Hanifah, Imam Asy-Syafi'i, Kompilasi Hukum Islam, Hukum Pernikahan %P 89 %T EKSISTENSI WALI NIKAH MENURUT IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM ASY-SYAFI'I SERTA RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM %U https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72789/ %X Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pandangan dua mazhab besar, yaitu Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi'i, mengenai esensi wali nikah dan relevansinya dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Indonesia. Perbedaan pendapat antara kedua imam ini disebabkan oleh perbedaan pemahaman terhadap dalil-dalil hukum, serta pengaruh kondisi sosio-kultural yang berbeda di wilayah mereka. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa wali nikah tidak menjadi syarat sahnya pernikahan bagi wanita yang sudah dewasa, karena wanita tersebut memiliki hak penuh atas dirinya, mirip dengan hak untuk melakukan jual beli. Sebaliknya, Imam Asy-Syafi'i memandang wali nikah sebagai rukun nikah yang sangat esensial, dan pernikahan tanpa wali dianggap tidak sah. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif dan sosio-historis dengan metode kualitatif deskriptif-analitis dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Kompilasi Hukum Islam, keberadaan wali nikah sangat menentukan sahnya pernikahan di Indonesia, yang sejalan dengan pandangan Imam Asy-Syafi'i. Namun, KHI juga memberikan relevansi dengan pandangan Imam Abu Hanifah dalam kasus-kasus tertentu, di mana perbedaan pemahaman tentang wali nikah dapat disesuaikan. Secara keseluruhan, skripsi ini menyimpulkan bahwa meskipun terdapat perbedaan fundamental, kedua pandangan mazhab tersebut memiliki relevansi dalam konteks hukum pernikahan di Indonesia. %Z Drs. Parto Djumeno - Digitalisasi