@mastersthesis{digilib72800, month = {August}, title = {RITUAL SAMPUA SEBAGAI RUANG BIMBINGAN INDIGENOUS BAGI PEREMPUAN BUTON}, school = {UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA}, author = {NIM.: 22200011059 Ahmad Agung}, year = {2025}, note = {Dr. Subi Nur Insaini, Lc., M.A.}, keywords = {Ritual Sampua, Bimbingan Indigenous, Perempuan Buton}, url = {https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/72800/}, abstract = {Ritual sampua merupakan tradisi adat masyarakat Lapandewa di wilayah Buton yang dilakukan sebagai ritus peralihan bagi perempuan muda. Tradisi ini menandai perubahan status sosial seorang gadis menuju kedewasaan secara adat, dan menjadi bagian penting dalam struktur budaya masyarakat Buton. Lebih dari sekadar prosesi simbolik, sampua juga berfungsi sebagai ruang pembelajaran nilai-nilai kehidupan yang dijalankan secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tahapan ritual sampua dilaksanakan oleh masyarakat Lapandewa, mengungkap nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan perannya sebagai ruang bimbingan indigenous bagi perempuan muda. Ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan indigenous. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan tokoh adat, peserta, orang tua peserta, dan anggota komunitas yang terlibat langsung dalam pelaksanaan ritual, serta dilengkapi dengan studi pustaka untuk memperkuat kerangka analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual sampua berlangsung melalui beberapa tahap, mulai dari persiapan, masa pingitan, hingga pengukuhan sebagai perempuan dewasa. Ritual ini mencerminkan berbagai nilai yang hidup pada masyarakat Lokal berupa nilai keagamaan, moral dan sosial. Selama proses ritual berlangsung para peserta mendapatkan pembimbingan dari sando, orang tua, dan tetua adat lainnya. Bimbingan diberikan secara verbal melalui nasihat dan pengajaran nilai, serta secara nonverbal melalui simbol, perlengkapan ritual, dan ruang pingitan itu sendiri. Jika dilihat melalui perspektif kajian indigenous, ritual sampua menjadi bentuk bimbingan berbasis budaya yang mencakup pembentukan identitas, penguatan nilai moral dan sosial, serta pengajaran peran gender dalam masyarakat. Keseluruhan prosesnya menunjukkan bahwa sampua adalah ruang yang kaya akan nilai edukatif dan kultural, dan masih sangat relevan dalam konteks pembinaan remaja berbasis kearifan lokal. Penelitian ini membuka peluang bagi pendekatan indigenous digunakan lebih luas dalam pendidikan dan praktik bimbingan berbasis komunitas.} }